PM, Subulussalam – Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kota Subulussalam, menemukan belasan murid kelas IV hingga VI sekolah dasar (SD) tak bisa membaca.
Hal itu diketahui saat rombongan komisioner MPD melakukan kegiatan terjun lapangan di SD Negeri Muara Batu-Batu, Kecamatan Runding, Selasa (20/2).
Menurut salah seorang guru di sekolah tersebut, diketahui terdapat 18 murid yang tak dapat membaca, dengan rincian kelas VI sebanyak dua orang, kelas V sebanyak lima orang dan kelas IV sebanyak 11 orang.
“Ironis, ini hal serius. Pihak dinas harus segera bertindak. Kasus ini tidak bisa didiamkan,” kata Ketua MPD Kota Subulussalam, Jaminuddin kepada pikiranmerdeka.co.
Menurut pengakuan guru kelas kepada pihak MPD, kata Jaminuddin, para guru kelas itu mengalami kesulitan saat melakukan proses kegiatan belajar mengajar, karena seyogianya murid yang sudah berada di kelas IV, V dan VI telah mendapatkan mata pelajaran lanjutan bukan proses mengajar mengeja lagi.
“Menurut pengakuan guru kelasnya mereka sangat kesulitan, karena sebagian murid di kelas itu masih ada lagi yang harus diajarkan baca tulis,” ungkap Jamin.
Kata dia, MPD yang akhir-akhir ini gencar terjun ke sekolah-sekolah. Beberapa pekan lalu juga menemukan salah seorang murid di SD Negeri Tualang, Kecamatan Runding juga tidak bisa membaca.
Atas temuan MPD tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Subulussalam, Irwan Yasin kepada awak media, mengatakan bahwa murid SD Negeri Tualang yang disebutkan oleh MPD itu adalah murid yang memiliki keterbelakangan mental.
Jamin mengaku, murid-murid yang mereka temui itu tidak mengidap keterbelakangan mental, karena pihak secara langsung melakukan interaktif dengan murid yang dikatakan guru sekolah tersebut tidak bisa membaca.
“Kita interaktif langsung dan kita test langsung murid tersebut memang benar-benar tidak bisa membaca. Bahkan untuk menulis huruf pun harus menyontek dari temannya, tetapi murid tersebut tidak dapat membaca tulisannya,” imbuhnya.
Terkait hal itu, MPD khawatir dengan nasib pendidikan dasar di sekolah itu. Tak dipungkiri bahwa kejadian ini juga erat hubungannya dengan keseriusan dan kedisplinan guru serta lemahnya kerjasama antara pihak sekolah dengan pengawas, orangtua atau wali murid serta perangkat desa setempat.
“Jika ini berlarut maka kemungkinan masyarakat akan meninggalkan sekolah ini dan pergi ke sekolah tetangga. Untuk itu kami minta kepada kepala sekolah harus mampu menjembatani persoalan yang tidak sepele ini,” harapnya.
Gerah dengan Kinerja Disdik
Atas kejadian tersebut, Jamin mengaku gerah dengan kinerja Disdikbud dan menuding juka Disdikbud tidak mampu mengevaluasi kinerja kepala sekolah.
“Ini harus dapat dievaluasi. Jika ini dibiarkan maka dunia pendidikan di Kota Subulussalam akan menjadi bom waktu atas gagalnya pemerintah mencerdaskan anak bangsa di negeri Sada Kata,” ujar Jamin.()
Belum ada komentar