Mendagri Ingatkan Kepala Daerah Soal Belanja Anggaran Awal 2021

Screenshot 20201002 201002 Gallery
Ilustrasi

PM, Banda Aceh – Dunia masih menghadapi pandemi Covid-19 pada 2021, dan pemulihan ekonomi. Tapi tanpa kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan, maka ekonomi akan sulit dipulihkan.

Penegasan tersebut disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, kepada seluruh Gubernur dan Bupati dan Wali Kota se-Indonesia, usai menyaksikan penandatanganan Nota Kesepakatan antara Pemerintah tingkat Provinsi dengan BPKP perwakilan se-Indonesia, dari Sasana Bhakti Praja Kemendagri via konferensi video, Rabu (2/12/2020).

“Tahun 2021 kita masih akan menghadapi pandemi Covid-19. permasalahan yang dihadapi juga sama, yaitu ekonomi. Oleh karena itu, untuk mendukung program pemulihan ekonomi masyarakat di tahun 2021, maka penerapan protokol kesehatan harus dilaksanakan secara disiplin. Dengan 3M + 1M dan 3T,” ujar Tito.

Mantan Kapolri itu menjelaskan, tanpa kesadaran menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, maka angka Covid-19 akan terus meningkat. Peningkatan angka Covid-19 akan menyebabkan pemerintah melakukan pembatasan-pembatasan. Hal ini tentu akan berimbas pada terhambatnya program pemulihan ekonomi.

Terkait dengan upaya pemulihan ekonomi, Mendagri mengungkapkan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo, per Januari 2021 anggaran daerah harus sudah dibelanjakan.

“Saya ingatkan kepada para Kepala Daerah, bahwa sesuai arahan Bapak Presiden terkait pemulihan ekonomi, maka harus ada belanja yang signifikan di kuartal satu atau Januari 2021. Kenapa demikian, karena kita sedang melakukan pemulihan ekonomi. Masyarakat akan terimbas jika belanja negara dan belanja Pemerintah Daerah tidak terlaksana dengan baik. Ingat, belanja harus cepat, tepat dan akuntabel,” ujar Tito Tegas.

Untuk itu, Mendagri mengajak BPKP agar lebih progresif dan aktif selama pendampingan dengan Pemerintah Daerah, sehingga upaya pemulihan ekonomi yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo dapat berjalan baik.

“Saya berharap, BPKP dapat mengawal ini, sehingga pemerintahan di daerah berjalan lancar. Dengan demikian, apa yang diperintahkan Presiden, yaitu semua program terlaksana dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat,” imbuh Tito.

Mendagri menambahkan, untuk menyukseskan program-program pemulihan ekonomi, maka fungsi pengawasan BPKP sangat penting. Selain itu, pendampingan dari BPKP juga sangat dibutuhkan.

“Saya berharap rekan-rekan BPKP mengedepankan fungsi pendampingan. Tapi jika ada moral hazard, maka sebagai tanggung jawab moral, kami persilahkan BPKP menjalankan fungsi pengawasan dengan sebaik-baiknya,” lanjut Tito. (*)

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Gubernur Irwandi Serahkan KUA PPAS Perubahan 2017
Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menyerahkan KUA-PPAS Perubahan 2017 APBA-P kepada Ketua DPR Aceh, Tgk. Muharuddin didampingi Wakil Ketua II DPR Aceh, Sulaiman Abda di Badan Anggaran DPR Aceh, Kamis, (14-/09).(Pikiran Merdeka/IST)

Gubernur Irwandi Serahkan KUA PPAS Perubahan 2017

Produksi Kelapa di Aceh Menurun
Sekda Aceh Drs. Dermawan, MM, menanam kelapa secara simbolis saat membuka kegiatan Pencanangan Gerakan Masyarakat (Germas) Menanam Kelapa Tahun 2014, yang dipusatkan di Ladong Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Kamis (3/4/2014). [foto Ist

Produksi Kelapa di Aceh Menurun