Mencontek Saat UN, 11 Siswa Sukma Bangsa Dikeluarkan

ujian nasional
Mencontek Saat UN, 11 Siswa Sukma Bangsa Dikeluarkan

Sigli—Sebanyak 11 siswa Sekolah Menengah Atas Yayasan Sukma Bangsa, Caleue, Kecamatan Indrajaya, Pidie, dikeluarkan dari sekolah tersebut karena kedapatan saling mencontek saat mengikuti Ujian Nasional hari kedua, Selasa (17/4).

Kepala SMA Sukma Bangsa Caleue, Sansrisna, Rabu (18/4), menjelaskan, ke-11 siswa itu kepergok mencontek saat mengikuti UN hari kedua dengan bidang studi Bahasa Inggris untuk siswa jurusan IPA dan bidang studi Ekonomi untuk jurusan IPS.

Namun Sansrisna enggan memberi tahu kapan kertas contekan ditemukan. “Tidak usah saya jelaskan lah,” katanya. Dari beberapa sumber wartawan menyebutkan, kertas contekan ditemukan saat pengawas memeriksa lembaran kerjas siswa ketika meninggalkan ruangan kelas. Sumber lain menyebutkan, pengawas menemukannya saat mereka tengah mengikuti ujian.

Terkait kebijakan mengeluarkan 11 siswa dari sekolah, Sansrisna menyatakan, itu sesuai dengan aturan yang berlaku di yayasan dan telah disepakati baik oleh siswa maupun orang tua.

“Sejak awal sudah ada perjanjian di atas materai yang diketahui siswa maupun wali murid. Ini tidak saja berlaku ketika UN tapi juga ujian semester,” kata Kepsek.

Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan keinginan Sukma Bangsa menghasilkan lulusan bermutu yang tidak slogan semata. Melalui aturan itu diharapkan siswa belajar sungguh-sungguh dan tidak melakukan kecurangan.

“Sebenarnya ini bukan pertama. Sejak UN pertama 2009 juga ada 2 siswa yang kita keluarkan dari sekolah karena mencontek. Totalnya 13 siswa. Ini sesuai statuta (pedoman dasar) dan blue print (kerangka kerja) sekolah,” ujarnya.

Menyangkut nasib siswa yang dikeluarkan tersebut, katanya, Yayasan Sukma Bangsa akan merekomendasikan Dinas Pendidikan agar mereka diikutkan pada ujian susulan yakni paket C.

“Jadi ini sudah konsekwensi, walau mereka sudah tiga tahun belajar di sini namun saat lulus paket C, ijazahnya bukan dari Yayasan Sukma,” sebutnya.

Pun begitu, kata Sunrisna, pihaknya sangat menyesali insiden tersebut. Padahal sejak awal baik siswa maupun orang tua telah dingatkan tentang aturan yang berlaku di sekolah tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Pidie Bukhari Taheir yang dihubungi terpisah mengaku belum mendapat laporan insiden tersebut. Namun ia menyesali tindakan mengeluarkan siswa.

“Kalau benar dikeluarkan dari sekolah, sangat kita sayangkan. Harusnya sekolah dapat membina anak tanpa harus langsung mengeluarkan mereka. Apalagi UN tinggal sehari lagi,” kata Buchari.[cad]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

WhatsApp Image 2023 02 27 at 8 57 28 AM
Kegiatan bimbingan teknis psikososial pascabencana tingkat lanjutan yang digelar BPBA, 26 Februari - 2 Maret 2023 di Hotel Grand Arabia, Banda Aceh. [Dok. BPBA]

Puluhan Relawan Dilatih Teknik Psikososial Pascabencana