PM,Lhokseumawe – Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan, sejak dulu kerukunan umat beragama di Aceh telah terawat dengan baik.
Hal ini ia ungkapkan di hadapan Kakanwil Kemenag Aceh, Walikota Lhokseumawe dan para rektor PTKIN di Aceh setelah jamuan makan malam di Pendopo Walikota Lhokseumawe, Kamis, 10 Desember 2020.
“Aceh masalah kerukunan sudah selesai, bukan lagi persoalan. Dari dulu sejak saya kecil di Aceh tidak ada yang aneh-aneh soal kerukunan,” kata Fachrul Razi.
Lebih lanjut Fachrul menuturkan, beberapa waktu lalu pihaknya membuat program Cinta Papua sebagai jembatan kerukunan Aceh-Papua.
Ia mengatakan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh terlibat aktif dalam kegiatan tersebut. Bahkan, dalam kegiatan tersebut turut hadir tokoh Aceh, Muzakir Manaf.
“Kita Cinta Papua intinya yang kami lakukan membangun jembatan kesetiakawanan Aceh-Papua kami ingin mendorong Papua supaya maju pesat agar sejajar dengan daerah lainnya,” kata jenderal purnawirawan ini.
Fachrul mengatakan, keberagaman bukanlah petaka, melainkan rahmat dari Tuhan. Oleh karenanya, keberagaman dan persatuan harus dirawat dengan baik.
“Visi kami yang sedang kita giat lakukan sekarang adalah mengokohkan kerukunan umat beragama. Kita tahu Indonesia diberikan oleh Tuhan berbagai macam keberagaman tetapi kita bangga itu bukan petaka, tapi itu adalah rahmat dari Allah subhanahu wa taala,” jelasnya.
Menurut Fachrul, keberagaman dan persatuan Indonesia dapat menjadi role model dunia.
“Keberagaman bukan petaka tapi rahmat dari Allah. Dengan keberagaman itu kita menjadi role model dunia, contoh Indonesia, contoh Indonesia, contoh Indonesia,” katanya.
Dalam kunjungannya ke Aceh dalam rangka memperkuat kerukunan, Menag juga akan menghadiri kegiatan dialog keagamaan dalam program Kita Cinta Aceh. Turut serta dalam kegiatan ini Kakanwil Kemenag Aceh, Kakanwil Kemenag Papua, Kakanwil Kemenag Papua Barat, dan Kakanwil Kemenag Maluku.[]
Belum ada komentar