Di sisi lain, dia mengaku mulai ramah dengan kehidupan Portugal. Katanya, hal itu terbantu dengan beberapa pemain muslim dari Afrika yang menjadi pemain di Sporting Lisbon, khususnya pemain U-23.
“Bahkan, Jumat kemarin, saya bersama tiga teman dari Afrika shalat Jumat di Mesquita Central de Lisboa. Masjidnya penuh terisi dengan jamaah turunan Arab, Afrika, dan sebagian kecil dari Eropa,” papar Martunis.
Menurutnya, dia mendapat banyak pelajaran dan bimbingan dari pemain Sporting CP asal Ghana, Cisse Aslami. “Dia teman akrab saya yang sering membantu dan mendukung saya dalam latihan, termasuk memberi tahu tentang karakter keras selama latihan,” sebut dia.
Pemain kelahiran Tibang, 2 Mei 1997 ini mengaku senang bisa kembali menjalankan ibadah shalat Jumat. “Selama di Portugal, ini shalat Jumat pertama saya. Senang sekali mendapat pengalaman yang berbeda dengan di kampung,” katanya.
Meski sudah mulai ramah dengan suasana Lisbon, dia mengaku harus kerja keras agar kendala bahasa bisa segera diatasi, karena pemain Portugal di akademi tidak berbicara Bahasa Inggris. “Mereka hanya bisa bahasa Portugal,” ungkap Martunis.
Dijelaskan, untuk mengatasi masalah bahasa tersebut, pihak manajemen klub Sporting Lisbon saat ini sudah mempersiapkan guru bahasa khusus untuk Martunis belajar Bahasa Portugal yang didatangkan dari Kanada.
Selain berlatih dan mengikuti les privat bahasa Portugal, dia juga giat fitnes agar postur tubuhnya bisa mengimbangi para pemain Eropa, khususnya pemain yang satu tim dengannya.
[pm005]
Belum ada komentar