PM, SIGLI – Kesal karena gas LPG 3 Kg langka dan mahal, sejumlah warga Kota Mini Beureunuen, Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie, melaporkan pangkalan PT Indung Tulot Energy, Gampong Lada, ke petugas keamanan, Jumat (8/12).
Warga menduga pangkalan tersebut menimbun gas bersubsidi ukuran 3 Kg, sehingga sulit didapatkan. Bahkan menurut warga, pangkalan dimaksud menjual gas bersubsi 3 Kg dengan harga Rp 23 ribu/tabung, seharusnya dijual dengan harga Rp 18 ribu/tabung sesuai HET.
Baca: Dugaan Permaian di Balik Kelangkaan Elpiji Bersubsidi
Kapolsek Mutiara Timur, AKP Aiyub kepda wartawan, Jumat (7/12) mengatakan, setelah menerima informasi dari warga pihaknya langsung menuju pangkalan.
Namun, kata Kapolsek, saat personil Polisi dan Koramil tiba di lokasi .pangkalan, pihaknya tidak menemukan adanya penimbunan gas 3 kg.
“Yang ada penyaluran gas dihentikan karena bertepatan dengan waktu shalat Jumat, maka pemilik pangkalan menghentikan penyaluran. Sehingga warga ada yang marah dan melaporkan persoalan tersebut ke pihaknya. Yang jelas tidak ada penimbunan gas dan semuanya sudah dibagikan kepada masyarakat,” kata Kapolsek.
Sementara pemilik pangkalan PT Indung Tulot Emergency Sukardi Alibasyah, kepada wartawan Jumat (7/12) mengatakan, tidak ada penimbunan gas yang dilakukan pihaknya. Hanya saja, dikarenakan masuk waktu shalat Jumat pihaknya menutup dan belum menyalurkan. “Jadi saya tidak pernah menimbun gas bersubsidi, kami cuma terima 50 tabung saja,” jelasnya.
Kata Sukardi, pihaknya juga selalu menyalurkan gas tepat waktu. “Biasanya begitu datang langsung dbagikan. Akan tetapi karena bertepatan dengan hari jumat maka ditunda dulu penyalurannya. Yang jelas kami tidak pernah menimbun gas,” tegasnya.()
Belum ada komentar