Oleh Teuku Zulkhairi
[dropcap style=”inverted”]S[/dropcap]emifinal Liga Champion Eropa tahun ini diwarnai oleh hasil yang sangat dramatis. Barcelona dan Real Madird yang memiliki banyak keunggulan, namun di babak semifinal dikalahkan oleh lawannya. Chealsea, klub yang diatas kertas mampu ditaklukkan oleh Barcelona, namun jsutru menghentikan langkah Barcelona menuju final. Hal serupa juga dialami Madrid yang dikalahkan oleh Bayern Muenchen.
Hikmah apa yang bisa dipetik dari kedua hasil pertandingan Liga Champion di atas? Bahwa perlombaan di dunia tidak selalu menghadirkan orang-orang yang “terbaik” sebagai pemenang. Yang jadi pemenang adalah mereka yang beruntung. Perlombaan di dunia seringkali dianggap tidak bisa memenuhi kriteria adil. Di sisi lain, hadiah bagi pemenangnya pun tidak bersifat abadi.
Di ranah yang berbeda, misalnya perlombaan di dunia politik, pentas demokrasi juga tidak mampu menghadirkan orang-orang terbaik sebagai pemenang dalam setiap kali prosesi pemilihan anggota legislatif dan eksekutif, kecuali hanya sedikit di antara mereka. Yang tampil sebagai pemenang tidak jarang adalah justru mereka yang bersedia melakukan pelanggaran-pelanggaran.
Champion Akhirat
Di luar perlombaan di atas, sesungguhnya kita semua adalah kontestan Liga Champion Akhirat, sebuah arena perlombaan yang sangat adil, mereka yang akan jadi pemenang bukanlah mereka yang melakukan pelanggaran. Para pemenang adalah mereka yang mengikuti perlombaan dengan berbekal petunjuk dari Allah dan RasulNya. Dan kita semua telah, sedang dan akan terus mengikuti perlombaan ini hingga ajal menjemput kita. Liga champion akhirat lebih hebat dari sekedar liga champion di dunia. Champion akhirat menyediakan tropi yang tidak main-main, tidak bisa dibeli dengan apapun, yaitu syurga.
Mereka yang berbuat kebaikan sekecil apapun pasti akan mendapat balasan yang baik pula kelak di akhirat. Begitu juga dengan mereka yang berbuat keburukan, pasti akan menerima balasannya jika mereka tidak meminta maaf kepada manusia atau taubat kepada Allah.
Untuk meraih juara di liga champion akhirat ini, kita sudah diberikan petunjuk yang fungsinya menembus batas waktu dan teritorial. Petunjuk tersebut adalah Alqur’an dan Sunnah. Siapa yang mengikuti kedua petunjuk ini maka dia tidak akan sesat selama-lama. Rasulullah bersabda: “Telah kutinggalkan untuk kalian dua perkara yang (selama kalian berpegang teguh dengan keduanya) kalian tidak akan tersesat, yaitu Kitabullah dan Sunnah-ku.” (HR. Hakim dan Daruquthni).
Mereka yang konsisten mempelajari petunjuk itu, mempercayai dan mengamalkan kandungan isinya sebagai petunjuk dalam pertandingan di dunia menuju, niscaya akan menjadi para pemenang. Mereka akan mampu memainkan pertandingan secara akraktif. Berbekal petunjuk itu, seberat apapun pertandingannya mereka pasti akan mampu memenangkannya.
Di liga champion akhirat ini juga ada Ulama yang berperan sebagai juri atau wasit, mereka bertugas untuk senantisa mengingatkan para kontestan (umat Islam) agar konsisten berpegang teguh pada kedua petunjuk diatas jika memang kita sebagai kontestan pertandingan champion akhirat ini menginginkan kemenangan yang abadi.
Lawan
Di liga Champion akhirat, kita juga diperkenalkan musuh atau lawan yang harus kita lawan dan taklukkan. Yaitu Syaitan. “…dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-An’am : 142). Selain itu, syaitan juga bisa berbentuk manusia. “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan manusia (al-insi) dan jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu.” (QS Al-An’aam [6] ayat 112). Syaitan itu bisa dikenali dengan ciri-ciri mereka yang selalu mengajak pada kemungkaran, melawan petunjuk Alqur’an dan Hadist, serta melawan petunjuk para ulama sebagai pewaris para nabi.
Syaitan memiliki tipu daya yang sangat muslihat untuk mengalahkan para kontestan liga champion akhirat. Setiap orang akan dilawannya sesuai dengan status orang tersebut. Mereka yang berilmu akan dilawan dengan jurus kesombongan. Mereka yang kaya akan dilawan dengan kekayaannya agar ia menjadi kikir. Mereka yang berkuasa akan dilawan dengan kekuasaannya sendiri sehingga ia zhalim.
Mereka yang miskin akan dicoba dengan kemiskinannya sehingga seolah kemiskinan bisa menjadi alasan untuk menjauh dari aturan-aturan Allah. Mereka yang sangat sibuk dengan urusan dunia disibukkan dengan urusannya sehingga melupakan urusan akhirat. Mereka yang diberi amanah akan ditipu dengan amanah itu sehingga ia tidak mengemban amanah tersebut dengan baik.
Pemenang dan Hadiahnya
Para pemenang dalam champion akhirat adalah mereka yang beriman dan beramal salih. Ini sesuai dengan firman Allah: Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih bahwasanya mereka akan mendapatkan balasan berupa surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai…” (Qs. al-Baqarah: 25). Mereka yang bertakwa, “Bagi orang-orang yang bertakwa terdapat balasan di sisi Rabb mereka berupa surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, begitu pula mereka akan mendapatkan istri-istri yang suci serta keridhaan dari Allah. Allah Maha melihat hamba-hamba-Nya.” (Qs. Ali Imran: 15).
Mereka yang taat kepada Allah dan RasulNya, “Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sangat besar.” (Qs. an-Nisa’: 13). Selain itu, para pemenang liga champion akhirat adalah mereka yang mencintai dan benci karena Allah. Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang mencintai karena Allah. Membenci karena Allah. Memberi karena Allah. Dan tidak memberi juga karena Allah. Maka sungguh dia telah menyempurnakan imannya.” (HR. Abu Dawud). Mereka yang berinfak di kala senang maupun susah, dan yang membelanjakan sebagian harta yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. al-Baqarah: 1-3).
Di antara para pemenang selanjutnya adalah orang-orang yang berjihad di jalan Allah, “mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. dan mereka Itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung. Allah telah menyediakan bagimereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (QS At Taubah:88-89). Orang-orang yang memiliki hati yang selamat. “Pada hari itu -hari kiamat- tidak bermanfaat lagi harta dan keturunan, melainkan bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.” (Qs. as-Syu’ara: 88-89).
Hati yang selamat di sini menurut Ibnul Qayyim adalah hati yang terselamatkan dari segala syahwat yang menyelisihi perintah Allah dan larangan-Nya. Hati yang bersih dari segala macam syubhat yang bertentangan dengan berita dari-Nya. Oleh sebab itu, hati semacam ini akan terbebas dari penghambaan kepada selain-Nya. Dan ia akan terbebas dari tekanan untuk berhukum kepada selain Rasul-Nya”. Wallahu a’lam bishshawab.
*Penulis adalah Mahasiswa PPs IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Aktivis Rabithah Thaliban Aceh (RTA).
Belum ada komentar