PM, Banda Aceh – Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Aceh Singkil (AMPAS), Rabu (29/11) menggelar aksi unjuk rasa di bundaran Simpang Lima Banda Aceh.
Dalam aksinya, mahasiswa mengecam sikap pemerintah Aceh Singkil dan DPRK setempat, yang dinilai acuh terhadap persoalan banjir tahunan yang melanda wilayah tersebut.
Koordinator aksi Zazang Nurdiasyah, dalam orasinya mengatakan, pihaknya menyayangkan sikap Pemkab dan DPRK yang diam dan tidak mencari solusi penanganan banjir.
Selain mengkritik masalah penanganan banjir, Zazang juga menyoroti status daerah tertinggal dan termiskin yang disandang oleh Kabupaten Aceh Singkil.
“Pemkab dan DPRK tidak memikirkan penderitaan rakyat dan tanpa memikirkan solusi. Mahasiswa tidak akan tinggal diam dan akan terus mengawal pemerintahan DulSaza sampai betul-betul membuktikan program nyata dari sebuah perubahan yang dijanjikannya kepada masyarakat Aceh Singkil,” ucapnya.
Selain itu, dia meminta DPRK Aceh Singkil untuk memperjuangkan nasib rakyat Aceh Singkil. “Bapak digaji, bapak difasilitasi. Oleh karena itu, wajib hukumnya mengabdi,” tegasnya.
Jamaluddin, mahasiswa lainnya dalam orasi meminta gubernur Aceh agar tidak diam dan tidak menganaktirikan Kabupaten Aceh Singkil.
“Jangan jadikan Aceh Singkil sebagai anak tiri, kami minta kedatangan bapak supaya membawa solusi untuk banjir,” pintanya.
Ketua Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Aceh Singkil (HIMAPAS) Syahrul Manik dalam orasinya meyoroti kinerja seratus hari pemerintahan Dulmusrid-Sazali (DulSaza). Menurut dia, kinerja DulSaza belum ada capaian.
“100 hari kepemimpinan DulSaza bisa kita katakan kinerja yang dicapai nol. Padahal, sejauh ini kemampuan daerah dari segi kekayaan alam melimpah ruah, hanya saja tidak bisa digunakan sebaik baiknya,” bebernya.()
Belum ada komentar