Banda Aceh—Saling serang terjadi antara dua kubu partai lokal, Partai Aceh (PA) dengan Partai Nasional Aceh (PNA) di Kecamatan Darul Kamal, Aceh Besar, Sabtu, (29/3) sekira pukul 00.30 WIB. Dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materil saja.
Kejadian nyaris bentrok fisik ini bermula saat kedua kubu saling mengintai dan saling mencurigai ada yang menurunkan bendera partai mereka. Lalu secara kebetulan di saat bersamaan kedua kubu ini bertemu di kecamatan tersebut terjadilah adu mulut yang berakhir perusakan mobil milik PNA yang dilakukan oleh PA.
Mobil milik anggota PNA ini jenis Toyota Avanza ringsek didorong ke dalam parit. Akibatnya, kaca depan, samping serta dinding mobil tersebut ringsek. Kendati demikian tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut karena cepat mendapat pencegahan dan langsung dilerai oleh pihak kepolisian bersama TNI yang sedang berpatroli rutin selama pemilu.
“Jadi sekitar pukul 00.30 WIB kami mendengar ada keributan antara Partai Aceh dan Partai Nasional Aceh di Darul Kamal, lalu saya suruh cek dan saya langsung ke sana, ketika di sana sudah berakhir dan saya lihat ada mobil Avanza warna biru sudah masuk dalam parit, sudah berada di bawah,” kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Moffan MK, Sabtu (29/3).
Kemudian berselang dua jam kemudian sekira pukul 02.30 WIB dini hari, Moffan kembali mendengar kembali ada insiden di Hotel Raja Wali yang terletak di Lampulo, Banda Aceh. Sesampai di lokasi, Moffan menemukan ada mobil pick up dan avanza warna putih sudah miring dan semua kaca pecah.
“Ada saksi yang melihat, ada beberapa OTK naik motor sekitar 15 motor, turun di hotel tersebut dan pecahin mobil itu dan langsung balik dengan motor itu melarikan diri,” tukasnya.
Kendati demikian, Moffan belum bisa memastikan apakah insiden di hotel Raja Wali ada kaitannya yang terjadi di Darul Kamal. Semua ini masih dalam proses pengembangan dan pemeriksaan saksi. “Namun dari analisa kami tidak ada kaitan,” imbuhnya.
Kejadian di hotel Raja Wali, Moffan mensinyalir ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi ini paska kejadian di Darul Kamal. Namun menyangkut kepastiannya, Moffan mengatakan tunggu hasil penyelidikan yang dilakukan oleh pihak petugas.
“Saat ini sudah diperiksa saksi korban yang di Darul Kamal 4 orang dan di Raja Wali sebanyak 2 orang,” imbuhnya.
Moffan sendiri menyesali mengapa ini terjadi, padahal Banda Aceh merupakan daerah yang elegan dalam berpolitik selama ini. Padahal semua masalah yang terjadi bisa diselesaikan dengan baik-baik tanpa berujung dengan tindak kekerasan.
“Artinya kan selesai pemilu kita saling berkawan kembali, kenapa harus saling menyakiti. Itulah harapan saya semoga kalau ada permasalahan bisa diselesaikan dengan kepala dingin,” tutupnya.[merdeka.com]
Belum ada komentar