Rusunawa Politeknik Aceh masih ditelantarkan di saat mahasiswa kesulitan mendapatkan asrama layak pakai.
Suasana di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Politeknik Aceh di perbatasan Gampong Lamteh dan Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Selasa pekan lalu, terlihat lengang. Hanya ada dua warga setempat yang sedang memotong rumput di dalam kompleks tersebut.
Kondisi Rusunawa yang sejak dibangun hingga kini belum ditempati itu tampak terbengkalai. Beberapa kaca jendela yang berada di sisi kanan Rusunawa juga sudah pecah. Tangga besi yang ada di dalam bangunan mulai berkarat.
Halaman depan gedung tampak dipenuhi dengan semak belukar. Kain-kain kotor, kotak bekas, hingga baki telur ayam berserakan di dalam gedung tersebut. Batang-batang tanaman yang sudah layu juga menjalari sebagian dinding bangunan.
Menurut warga setempat, distribusi air dan listrik belum diaktifkan dalam area Rusunawa. Sehari-hari, menurut pengakuannya, tak ada petugas yang melakukan penjagaan atau perawatan gedung tersebut. “Kemarin itu barang-barang di dalam gedung seperti alat pemadam kebakaran juga sudah dicuri karena nggak ada yang jaga,” ujarnya.
Walau sudah terjadi pencurian seperti itu, lanjut dia, hingga saat ini juga belum ada petugas yang menjaga atau merawat Rusunawa itu. Bahkan, warga kampung setempat seperti dirinya juga tak diberikan kesempatan melaksanakan tugas tersebut.
Rusunawa Politeknik Aceh merupakan hibah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) yang dibangun pada 2010 lalu dan selesai pada 2012 dengan anggaran bersumber APBN sekitar Rp7 miliar. Bangunan ini ditargetkan mulai dihuni sejak 2016, namun hingga kini masih dibiarkan telantar.
Wakil Ketua Komisi C yang membidangi pembangunan dan keuangan DPRK Banda Aceh, Daniel Abdul Wahab mengatakan pihaknya sudah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Rusunawa Politeknik Aceh.
“Dari pantauan kami, gedungnya sudah tidak layak pakai lagi dan sangat tidak memenuhi kelayakan pemakaian,” ujar Daniel melalui Whatsapp kepada Pikiran Merdeka, Kamis pekan lalu.
Ia khawatir jika gedung tersebut tidak difungsikan akan terjadi kemungkinan-kemungkinan yang tak diinginkan, misalnya dimanfaatkan oleh pihak lain sehingga timbul persoalan lain lagi. “Kita minta difungsikan dan kalau tidak sesuai spesifikasinya, ya hancurkan saja daripada jadi gedung hantu. Takutnya dimanfaatkan pihak lain untuk hal-hal negatif,” kata Daniel.
Karena itu, ia meminta agar status Rusunawa tersebut ada kejelasan mengingat besarnya anggaran APBN yang dikucurkan untuk pembangunannya. “Kalau tidak difungsikan, sayang uang negara sudah banyak dianggarkan ke situ, jadinya mubazir. Kita berharap, segera ada solusi. Jangan mengambang tanpa ada kejelasan seperti ini,” ujarnya.
Menurut dia, gedung tersebut perlu direhab lagi agar kondisinya tak lagi seperti saat ini yang tidak layak huni. “Direhab total agar sempurna standar gedung. Intinya, harus ada solusi konkrit agar anggaran negara tidak sia-sia,” tuturnya.
DIKERJAKAN ASAL JADI
Sebelumnya, anggota Komisi C DPRK Banda Aceh melakukan sidak ke Rusunawa Politeknik Aceh di perbatasan Gampong Lamteh dan Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Senin, 25 Juli 2016.
Dalam sidak tersebut, Komisi C menemukan kondisi fisik bangunan sudah mulai retak. Salah seorang anggota Komisi C DPRK Banda Aceh yang ikut melakukan sidak, Ramza Harly menilai pembangunan Rusunawa tersebut dikerjakan asal jadi.
“Kami tidak ingin bangunan itu terbengkalai dan terlantar, makanya kami telusuri kenapa bisa terjadi seperti ini. Kenyataan ini sangat kita sesalkan, kenapa umumnya pekerjaan yang bersumber dari dana APBN dikerjakan asal jadi,” kata Ramza Harly dikutip laman resmi DPRK Banda Aceh, 28 Juli 2016.
Anggota Komisi C lainnya, Irwansyah menyarankan jika alasan Rusunawa tersebut tak juga difungsikan karena belum lengkapnya fasilitas, seharusnya disampaikan sejak dulu kepada Pemko Banda Aceh sehingga solusinya bisa dibicarakan. “Kalau furniture-nya belum ada, itu soal komunikasi. Kenapa yayasan tidak dari tahun lalu ngomong? Sekarang anggaran sudah berjalan,” ujarnya sebagaimana diberitakan Serambi Indonesia, Jumat, 23 Maret 2017.
Direktur Politeknik Aceh Zainal Hanafi mengakui, memang saat ini Rusunawa tersebut belum dihuni oleh mahasiswa. Namun ia memastikan segera memfungsikan Rusunawa itu dalam waktu dekat. “Kita akan pakai segera dan sekarang lagi disiapkan. Orang-orangnya (mahasiswa) kan masih di kampung,” ujarnya kepada Pikiran Merdeka, Kamis pekan lalu.
Dikatakannya, selama ini ada petugas yang melakukan penjagaan dan perawatan di Rusunawa tersebut, namun tak menjaga 24 jam. “Kami juga bekerja sama dengan pemuda kampung setempat untuk menjaga gedung tersebut,” sebut Zainal.
Pernyataan itu berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. Pantauan di lokasi tak tampak petugas yang melakukan penjagaan di Rusunawa itu. Pengakuan warga setempat, mereka juga tak dilibatkan dalam penjagaan dan pemeliharaan gedung tersebut.
Alasan lain, papar Zainl, perabotan Rusunawa seperti tempat tidur belum lengkap sehingga belum bisa dihuni. Namun, tambah dia, tanpa perabotan-perabotan itu, gedung Rusunawa pun sudah bisa ditinggali. “Perabot memang belum ada, tapi itu udah bisa dipakai kok. Kita ada bengkel, jadi nanti bisa dibuatkan beberapa,” katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya baru menerima pengelolaan gedung tersebut dari Pemko Banda Aceh pada Maret 2017. Sebelumnya, menurut Zainal, pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Banda Aceh menyerahkan pengelolaan Rusunawa itu kepada Pemko Banda Aceh. “Itu waktu awal dibangun kan ada yang belum benar pembangunannya. Kemarin dari PU itu baru selesai dibetulkan.”
Terkait sidak Komisi C DPRK Banda Aceh beberapa waktu lalu, Zainal mengaku tak terlalu memikirkan hal tersebut. Ia berdalih, pihaknya memerlukan gedung tersebut sebagai tempat penampungan para mahasiswa Politeknik Aceh.
Dia kembali memastikan bahwa Rusunawa tersebut akan difungsikan pada semester baru Agustus 2017 sebagai tempat hunian bagi mahasiswa. “Kalau dikasih pada pertengahan semester, anak-anak kan sudah punya tempat lain. Kalau diisi sekarang nggak akan penuh. Yang jelas, kita akan pakai,” pungkasnya.[]
Belum ada komentar