PM, Banda Aceh – Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak (KPPA) Aceh, menilai kualitas tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Singkil sangat rendah, sehingga mengakibatkan salah satu bayi yang baru dilahirkan meninggal dunia.
TERKAIT: Diduga Perawat Tak Bisa Pasang Infus, Seorang Bayi di Aceh Singkil Meninggal Dunia
Bayi malang itu dilahikan secara sesar pada Kamis 28 Desember 2017 lalu, pukul 15.30 wib, dan keluar dari ruang operasi dalam keadaan menangis dengan berat badan 2,6 kilogram. Kemudian, Jumat malam setelah itu, datang Dokter spesialis anak yang menyarakan pemasangan infus agar bisa dimasukkan antibiotik. Tetapi infus tak kunjung dipasang, dengan alasan yang pandai memasang infus bayi lagi on the way (otw) ke medan.
Bayi malang itu merupakan anak dari Hervina Vina, dilahirkan di RSUD Aceh Singkil, dan diduga perawat yang menanganinya tidak bisa memasang infsu, sehingga mengakibatkan bayi tersebut meninggal dunia pada Jumat 29 Desember 2017 lalu, pukul 20:00 wib.
Komisioner Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Aceh (KPPAA) Aceh, Firdaus D. Nyak Din, Kamis (5/1) mengatakan, meninggalnya bayi tersebut menunjukan kualitas tenaga kesehatan RSUD Aceh Singkil sangatlah rendah, sehingga mengakibatkan bayi itu meninggal dunia.
“KPPA Aceh beranggapan, meninggalnya bayi itu bisa menjadi inikasi awal akan rendahnya pelayanan kesehatan secara menyeluruh di Kabupaten Aceh Singkil,” kata Firdaus.
Firdaus juga mempertanyakan, sistem rekrutmen tenaga kesehatan di RSUD Aceh Singkil tersebut, sehingga sambung Firdaus, hanya satu perawat yang mempunyai kemampuan untuk memasang infus.
“Bagaimana bisa petugas kesehatan yang rendah kualitasnya di RSUD tersebut, bisa mendapat STR dari instansi berwenang,” kesalnya.
Atas insiden itu, ia berharap pemerintah Kabupaten Aceh Singkil atau pemerintah Aceh, dapat melakukan langkah-langkah efektif dan efisien. “Misalnya dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme rekrutmen petugas kesehatan di RSUD Aceh Singkil, maupun rumah sakit lainnya. Atau memperkuat kualitas dan kemampuan teknis petugas kesehatan yang ada di RSUD Aceh Singkil maupun di RS lain yang ada di Aceh,” harapnya.
Sebelumnya diberitkan, seorang bayi yang baru saja dilahirkan di RSUD Aceh Singkil, meninggal dunia pada Kamis 28 Desember 2017 lalu. Penyebabnya, diduga lantaran perawat yang menangani bayi malang itu tidak bisa memasang infus.
“Yang saya pertanyakan, apakah RSUD sebesar ini cuma punya ahli pemasangan infus untuk bayi cuma dua orang?” Tolong untuk petinggi Aceh Singkil supaya ditambah ahli pemasangan infus untuk di RSUD ini. Kalaulah ahli pemasangan infus tidak di tempat, sudah matilah bayi-bayi yang ada ada di RSUD ini,” keluh Hera.()
Belum ada komentar