Korban Pembunuhan Abang Kandung Pernah Buang Ibunya ke Selokan

Korban Pembunuhan Abang Kandung Pernah Buang Ibunya ke Selokan
Kapolres Aceh Timur AKBP Hendri Budiman, SH, SIK, MH, sedang menunjukkan jasad korban yang tanam di sumur tua oleh pelaku. (Foto; Ist)

PM, IDI – Nurdin, 27 tahun, korban pembunuhan oleh dua abang kandungnya di Desa Pante Rambong, Kecamatan Pantee Bidari, Aceh Timur pada Rabu (9/12/2015) malam, ternyata pernah membuang ibunya ke selokan.

Hal itu diungkapkan oleh tersangka M Harun, salah seorang abang kandung korban yang ikut membunuh Nurdin.
“Dia pernah mengikat ibunya yang juga ibu kami dan mencampakkan ke dalam lueng (selokan),” kata M Harun kepada Pikiran Merdeka, Jumat (17/12/2015).

Selain M Harun, abang kandung korban yang ikut membunuh yaitu Mahmud. Mereka berdalih tega membunuh adiknya itu karena telah mengancam membunuh dan membakar rumah mereka.

“Ancaman bunuh dan bakar rumah bukan saya saja, tapi Abdullah dan Mahmud juga ikut mendapat ancaman korban, bahkan akan membakar isteri dan anak saya,” kata M. Harun.

Sementara itu, Kapolres Aceh Timur AKBP Hendri Budiman mengatakan tersangka pembunuh Nurdin sudah berjumlah empat orang, yaitu Mahmud Bin Abdurrahman (45) dan M. Harun Bin Abdurrahman (35). Kedua mereka merupakan abang kandung korban. Sementara dua lagi, yakni Abdullah Bin Ganto (35) dan Tgk Haji Mus Bin Kasem (55).

“Haji Mus ini yang memerintah untuk membunuh Nurdin, belakangan terungkap atas pengakuan tersangka Abdullah dan M Harun,” kata Kapolres. [PM003]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Tarmizi, Keuchik Gampong Alue Dua Muka 0 memperlihatkan kondisi rumah Ibrahim. (PM/Iskandar Ishak)
Tarmizi, Keuchik Gampong Alue Dua Muka 0 memperlihatkan kondisi rumah Ibrahim. (PM/Iskandar Ishak)

Asa Para Penghuni Rumah Reot

CISAH, Pusat Informasi Warisan Budaya Samudra Pasai
Penelitian Cisah di situs Kesultanan Samudra Pasai di kecamatan Baktia Barat Aceh Utara, tahun 2013. Kegiatan ini diikuti Abdul Hamid, Abu Taqiyuddin Muhammad, Sukarna Putra, Munawir, Safar Syuhada, Khairul Syuhada, Herman, dan lebih kurang sekitar 15 anggota Cisah lainnya. Foto: Adi Alam.

CISAH, Pusat Informasi Warisan Budaya Samudra Pasai