PM, TAPAKTUAN–Ketua Asosiasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Provinsi Aceh, Adi Y Tjalok Din Ibrahim, mengatakan, dalam organisasi sepakbola jangan tumbuh kepentingan politik atau penyakit ‘hantu’. Jika unsur politik dicampur aduk dengan bolakaki, dunia sepakbola tidak akan maju.
“Kisruh PSSI Pusat tidak akan berimbas ke Aceh. Kita lebih mengutamakan ketenangan, koordinasi dan silaturrahmi. Diduga, kisruh yang terjadi ditubuh PSSI pusat akibat campur aduk bolakaki dengan kepentingan politik. Dampak dari itu, kompetisi bolakaki menjadi sepi,” ujar Adi Y Tjalok saat melantik pengurus PSSI dan Persatuan Sepakbola Aceh Selatan (Persal) untuk masa bakti 2015-2019 di Aula Bappeda, Tapaktuan, Sabtu (03/10/2015).
Dalam organisasi sepakbola, kata Ketua PSSI Aceh itu, tidak boleh berjangkit penyakit hantu alias pecundang yang mencampurkan adukkan kepentingan politik serta kepentingan kekeluargaan (kolega), sebab dalam dunia olah raga wajib menjunjung tinggi sportivitas serta profesional.
Kalau kepentingan itu yang digelindingkan, ia menyebutkan keberadaan klub si kulit bundar akan bertambah hancur sehingga tidak pernah maju. Sebaliknya, yang timbul adalah pertikaian internal berlarut-larut yang berakibat lumpuhnya prestasi pemain.
“Kita berharap, kisruh PSSI Pusat cepat mereda. Dalam aturan baru yang disahkan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah diperbolehkan mengikuti kompetisi dan liga sepakbola hingga pra-piala dunia, selama memiliki kompetensi dan prestasi yang baik. Karenanya, bimbinglah PSSI dan organisasi Sepakbola Persal Aceh Selatan menjadi yang terbaik seperti pernah tercatat dalam sejarah zaman dulu,” tegas Tjalok optimis.
Sementara itu, Bupati Aceh Selatan, Sama Indra, dalam sambutannya, mengatakan ia menyandarkan harapan yang tinggi kepada pengurus PSSI dan Persal yang baru dilantik agar bisa membawa nama harum sepakbola laskar Teuku Cut Ali ke arah yang lebih maju dengan mengukir berbagai prestasi. Menurut dia, pengurus harus mengedepankan koordinasi dan silaturrahmi dalam menyelesaikan berbagai masalah serta ketika menghadapi kendala dilapangan.
“Pemkab Aceh Selatan mendukung penuh geliat sepakbola Aceh Selatan supaya lebih bertaji. Mari kita buang dan singkirkan sikap egosektoral, unsur politik serta kepentingan kedekatan (kelompok), demi kemajuan cabang olah raga sepak bola di daerah ini,” ujarnya.
Sama Indra menyambut baik program Kementerian Pemuda dan Olahraga terhadap rencana pembangunan lapangan bolakaki disetiap gampông. Namun, rencana tersebut jangan dijadikan azas manfaat untuk mencari keuntungan oleh pengurus organisasi sepakbola itu sendiri.
Artinya, kata dia, jangan mencari hidup di organisasi sepakbola, tetapi bagaimana berbuat dan bekerja untuk menghidupkan organisasi.
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Aceh Selatan, Kamarsayah, S.Sos, MM, meminta dukungan dan bantuan penuh dari Pemkab dan seluruh lapisan masyarakat Aceh Selatan agar bendera PSSI lebih berkiprah dan guliran bolakaki lebih maju dari sebelumnya.
Pelantikan dan pengukuhan pengurus PSSI dan Persal Aceh Selatan ditandai dengan penyerahan bendera oleh Ketua PSSI Aceh kepada ketua umum PSSI Aceh Selatan yang diterima oleh Ketua terpilihnya, Kamarsyah, S.Sos, MM, sedangkan bendera Persal diterima oleh Ketua terpilihnya, Jasman, ST.
[PM004]
Belum ada komentar