Kisah Veteran yang Habiskan Masa Muda untuk Rebut Kemerdekaan

Kisah Veteran yang Habiskan Masa Muda untuk Rebut Kemerdekaan
Kisah Veteran yang Habiskan Masa Muda untuk Rebut Kemerdekaan

HARI ini 17 Agustus 2017. Semua daerah di nusantara memperingati 72 tahun Indonesia merdeka. Kemerdekaan Negara Indonesia tentunya tidak didapat dengan cuma-cuma, banyak pengorbanan diberikan oleh pejuang di Negari ini.

Perjuangan para pahlawan dan veteran menjadi tombak kebahagiaan masyarakat saat ini. Tak banyak dari kita yang tau perjuangan para veteran dalam merebut kemerdekaan.

Ditengah meriahnya upacara peringatan kemerdekaan RI ke 72 di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Kamis (17/08), tampak seorang laki-laki tua berpakaian coklat, kepalanya berbalut topi berwarna orange sedang menikmati sakralnya sirine detik-detik kemerdekaan Indonesia.

Adalah Abdul Kadir (84), seorang veteran kelahiran Takengon 1933. Dia adalah seorang prajurit perang melawan penjajahan Jepang mempertahankan sebagian wilayah Sumatra Utara bersama teman-temannya.

Dulu, profesinya adalah prajurit perang. Masa mudanya ia habiskan untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah negeri ini. Namun, saat ini ia hanya seorang lelaki tua renta yang duduk di rumah saja.

“Waktu masa penjajahan melawan Jepang, saya umurnya 10 tahun, lawan Jepang pakai bambu runcing,” kisah Abdul Kadir, kepada pikiranmerdeka.co.

Kala itu, tidak ada rasa takut sedikitpun daalam benaknya. Demi kemerdekaan RI, Kadir terus berjuang bersama teman-temannya. “Banyak itu yang gugur waktu perang, ada Mang Demo, Mang Dawir, cuma kita perjuangkan lagi,” kenangnya.

Dalam moment perhaletan 17 Agustus ini, tak ada undangan khusus untuk dirinya. Kadir mengaku menghadiri upacara tersebut karena putrinya merupakan pasukan pengibar bendara Merah Putih.

Sejauh ini, tak ada apresiasi khusus dari pemerintah. Negara memang memberikan tunjangan sebesar Rp.2.250.000 setiap bulannya. Namun hal itu hanya untuk menghidupi kebutuhan pokoknya saja

“Gak ada itu apresiasi khusus untuk kami, tapi setiap bulannya ada gaji yang dikasih pemerintah Rp.2.250.000. Cukup lah untuk beras,” ungkapnya bersyukur.

Sementara itu, ditempat terpisah Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menyampaikan pemerintah Aceh dibawah kepemimpinannya akan serius memperhatikan nasib veteran di Aceh.

“Para veteran, perintis, yang berumur lebih tua dari kita. Konon lagi veteran telah korbankan jiwa raga untuk kemerdekaan. Tahun 2011, saya hanya beri sedikit, rumah bagi golongan duafa, itu pun tidak semua janda veteran,” aku Irwandi dalam sambutannya, saat melakukan temu ramah dengan veteran usai pelaksanaan upacara bendera.

Irwandi melanjutkan, tahun ini memang diagendakan rumah untuk veteran, tapi tak kunjung cair, karena ada prosedur yang bermasalah, dan jika tetap diteruskan akan jadi perkara.

“Maka saya telah konsultasi dengan Kejati Aceh untuk hal ini. Akan dilakukan setelah APBA perubahan. Mohon bersabar, kami menyadari anda sudah tulus ikhlas berjuang, kami akan berikan apa yang kami mampu,” tutup Irwandi.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Ada Leonardo da Vinci di Pidie Jaya
Rahim saat diwawancarai di DP Studio-nya di Gampong Teupin Pukat, Kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya. (PIKIRAN MERDEKA/EDI MISWAR)

Ada Leonardo da Vinci di Pidie Jaya