Kisah Sedih Dua Bocah Miskin Aceh Utara di Hari Lebaran

Kisah Sedih Dua Bocah Miskin Aceh Utara di Hari Lebaran
Mulina (10) dan adiknya Salami (9).(Pikiran Merdeka/IST)

PM, LHOKSUKON – Mulina (10) dan adiknya Salami (9), tidak seberuntung teman sebayanya. Ayah mereka, Mansyari (52), telah melarang kedua bocah perempuan ini bermain ke rumah tetangga dan tempat keramaian lainnya, selama hari raya Idul Adha 1438 Hijriah berlangsung.

Ini terpaksa dilakukan Mansyari, karena dia khawatir kedua buah hatinya ikut sedih, ketika melihat teman seusianya memakai baju baru di hari raya. Sementara mereka hanya memakai baju lama, akibat keterbatasan biaya membeli baju baru.

Mereka tinggal di sebuah rumah berkonstruksi kayu, dan beratap rumbia yang nyaris roboh, lokasinya di Gampong Matang Reudeup, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara.

Mansyari mengatakan, sebelumnya dia bekerja sebagai pedagang pengumpul barang rongsokan atau butut. Namun, usai ditinggal istrinya, duda dua anak ini berhenti bekerja karena harus menjaga Mulina dan Salami, yang pada waktu itu masih kecil.

Tragis, untuk bertahan hidup, Mansyari hanya bekerja sebagai buruh lepas yang tidak menentu penghasilan.

“Kadang ada yang menyuruh membersihkan kebun, saya lakukan yang penting anak bisa makan. Itupun tidak rutin ada pekerjaan. Kini mereka sudah mulai besar dan sekolah di SD. Tetapi saya sedih, untuk lebaran tahun ini belum mampu membeli baju baru bagi mereka,” kata Mansyari, kemarin.

Keluarga miskin itu, kini sudah bisa tersenyum lega setelah pada hari raya pertama, Jumat (1/9), bertemu dengan Ketua Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Akmal Daud.
Akmal, mantan kombatan GAM yang pada Agustus kemarin terpilih menjadi pekerja sosial terbaik Aceh, itu langsung turun ke rumah Mansyari.

Menurut Akmal, Mansyari tercatat sebagai salah satu fakir miskin di gampongnya. Rumah yang ditempati tidak layak huni. Melihat kondisi seperti itu, Akmal turut menyumbang uang tunai Rp1,3 juta.

“Yang saya berikan itu adalah bantuan dari hamba-hamba Allah, yang dikirim oleh teman-teman di Facebook. Kemarin, Bg Mansyari dan anak-anaknya saya undang ke rumah. Kemudian saya berikan daging kurban dan baju yang juga disumbang oleh Hamba Allah,” pungkas Akmal.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Perpisahana SMA
SEORANG Siswi memluk erat gurunya dalam acara perpisahan atau pelepasan murid kelas XII SMAN 1 Lhokseumawe dengan para guru di halaman gedung SMA setempat, Sabtu (21/4).(Pikran Merdeka | Fahrizal Salim)

Selamat Tinggal SMAN 1 Lhokseumawe