Banda Aceh – Kepergian striker Persiraja, Akli Fairus (24 tahun) menyisakan cerita pilu. Jerihnya selama membela tim Laskar Rencong yang berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia musim 2014, ternyata belum sedikit pun dibayar hingga ia meninggal dunia.
Akli dan rekan setimnya yang lain menjadi korban dari krisis keuangan yang dialami Persiraja musim ini. Meski liga sudah berjalan tiga bulan, mereka belum sekali pun menikmati gaji.
Beberapa pekan lalu, usai dikalahkan PSPS Pekan Baru, para pemain termasuk Akli ikut bersitegang dengan pengurus menuntut haknya dibayar. Tapi hingga sang striker dipanggil sang khalik siang tadi, jerihnya tetap masih belum jelas.
Meski gaji tak dibayar, niat Akli membela tim kebanggaan masyarakat Aceh itu tulus.
Affan, ayah Akli, mengatakan kalau anaknya itu mengaku sengaja bermain di Persiraja walau sedang krisis dan gaji tak jelas. Alasannya, nama besar Persiraja dianggap bisa melambungkan namanya yang sekaligus membuat orangtuanya bangga.
“Dia anak yang sayang dengan keluarganya, terutama adiknya,” katanya.
Anak kelima dari enam bersaudara itu merupakan sosok pendiam dan tidak banyak tingkah. Ia hanya garang ketika di kotak penalti lawan. Kecintaannya pada sepakbola membuatnya berpetualang dari satu klub ke klub lain di Aceh.
Musim 2010/2011 ia membantu Persiraja menjadi runner up Divisi Utama, namun dualisme liga membuat tim terpuruk. Akli kemudian membela PS Pidie Jaya, dan musim ini kembali ke Laskar Rencong.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, alumnus FKIP Olahraga Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sempat mengungkapkan cita-citanya ketika pensiun dari pemain, ingin menjadi guru dan pelatih sepakbola.
Ketua Umum Persiraja Jamaluddin T Muku mengatakan, pihaknya akan mengadakan rapat dengan pengurus lama, Sabtu ini, untuk membahas persoalan gaji termasuk pelunasan jerih Akli.
“Kami akan meminta pertanggung jawaban pengurus lama besok, kalau mereka tidak bisa mempertanggung jawabkan hak pemain saya akan mundur dengan terhormat,” katanya.
Jamal mengaku dirinya baru pekan lalu dipilih sebagai Ketua Umum setelah jabatan itu kosong sebelum musim berakhir. Namun hingga kini ia belum mendapatkan SK. Sehingga ia menolak bertanggung jawab dengan segala utang yang masih melilit Persiraja, karena ini dinilai tanggung jawab pengurus lama.
Dia juga mengaku belum mengetahui bagaimana kontrak dan besaran gaji pemain Persiraja musim ini, karena belum pernah dapat laporan dari pengurus lama. “Malam ini saya sedang mencari pengurus-pengurus lama, besok rapat mereka harus mempertanggung jawabkan semua. Enggak mau, kalau beban mereka dibebankan ke kami.”
Seperti diberitakan sebelumnya Akli meninggal dunia saat dirawat di RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh. Ia dirawat akibat cedera parah saat timnya menjamu PSAP Sigli di Stadion Dimurthala, akhir pekan lalu. Ia terbentur kiper lawan hingga harus digotong keluar di tengah laga.
[PM-001]
Belum ada komentar