Jakarta—Kebijakan Kementerian Luar Negeri RI untuk pemerataan dengan perekrutan melalui jalur khusus berhasil menjaring 5 talenta dari berbagai daerah menjadi diplomat di antara 59 diplomat baru.
Kelima talenta tersebut berasal dari Banda Aceh (Aceh), Palangka Raya (Kalimantan Tengah), Palu (Sulawesi Tengah), Kendari (Sulawesi Tenggara), dan Manokwari (Papua Barat).
“Saya merasa sangat senang dan bersyukur ketika diumumkan terpilih setelah melewati seleksi langsung di kampus saya, Universitas Negeri Papua. Sekarang tinggal bagaimana saya memanfaatkan kesempatan emas ini bagi Indonesia dan keluarga di Papua,” ujar Falentino A. Mara dari Manokwari melalui Raka Tantra D. Pamungkas kepada detikcom, Sabtu (16/3/2013).
Falentino mengatakan bahwa ini merupakan kesempatan luar biasa dari Kementerian Luar Negeri bagi putra-puteri daerah untuk memperoleh peluang yang sama sebagai diplomat muda.
Sedangkan Rahmat Kurniawan dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, mengatakan bahwa ini merupakan suatu lompatan besar baginya untuk meraih cita-citanya yaitu sebagai seorang diplomat.
Ke-59 diplomat baru hasil seleksi akhir 2012 tersebut saat ini sedang menempuh Sekolah Dinas Luar Negeri (Sekdilu) Angkatan 37, yang dibuka oleh Kepala Pusdiklat Kemlu Dubes Hazairin Pohan, Jumat (15/3/2013).
“Jumlah peserta yang tepilih ini telah melalui proses penyaringan ketat dan transparan dari sekitar dua puluh tiga ribu pelamar,” terang Dubes Hazairin Pohan dalam pidato pembukaan.
Bersamaan dengan Sekdilu Angkatan 37, prosesi pembukaan juga turut melibatkan Penata Keuangan dan Kerumahtanggan Perwakilan (PKKRT) Angkatan 7 dan Petugas Komunikasi (PK) Angkatan 4, yang langsung diresmikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Dubes Wardana.
“Dalam pendidikan yang akan berlangsung sampai Oktober nanti, para peserta akan dipersiapkan secara sungguh-sungguh untuk menjawab tantangan diplomasi dunia yang dinamis,” demikian Wamenlu.
Wamenlu mengingatkan para peserta agar selalu memiliki loyalitas dalam tiga hal: pertama kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, kedua kepada institusi Kementerian Luar Negeri, ketiga kepada profesi sebagai diplomat yang merupakan duta bangsa Indonesia di seluruh dunia.
“Diplomat dituntut untuk bertanggung jawab penuh terhadap tugas negara di mana pun ditempatkan, tetapi urusan keluarga dan kualitas pendidikan anak-anak nantinya juga tidak bisa dinomorduakan,” pungkas Wamenlu.
Prosesi pembukaan pendidikan dihadiri oleh para Duta Besar dan para pejabat eselon 1 dan 2 Kementerian Luar Negeri RI. Pada kesempatan itu para peserta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Bagimu Negeri untuk menggelorakan kembali rasa nasionalisme dan cinta tanah air.[dtc]
Belum ada komentar