Kemarau Ancam Perekonomian Warga

Kebun Sere Wangi
Perkebunan sere wangi di Gayo Lues. FOTO Anuar Syahadat

PM, BLANGKEJEREN—Ratusan hektare kebun sere wangi di 11 kecamatan dalam Kabupaten Gayo Lues terancam terbakar akibat cuaca panas semenjak peristiwa Gerhana Matahari Total awal Maret lalu.

Mad Ludin salah satu petani sere wangi di Gayo Lues, mengatakan, musim kemarau rentan terjadi kebakaran, baik kebakaran hutan, rumah maupun area perkebunan, yang bisa sangat merugikan petani jika bencana itu terjadi.

“Sejak tahun 2016 ini sudah banyak perkebunan sere yang terbakar, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di Dabun Gelang, Jabo, dan di beberapa daerah lainnya,” kata Sabtu, 2 April 2016.

Petani resah karena tanaman sere wangi sangat sulit dipadamkan jika terbakar. Menurut Mad Ludin, kandungan minyak dalam daun serai wangi itu justru mempercepat proses kebakaran. Tak bisa dibendung dengan siraman air dari pemadam.

“Kalau kebun sere sudah terbakar tidak ada ampun lagi, harus dilakukan penanaman ulang lagi setelah musim penghujan tiba, karena kalau dibiarkan pun tidak akan normal lagi hasilnya. Tapi kalau tidak terbakar, berpuluh-puluh tahunpun bisa terus dipanen,” ujarnya.

Saat ini kata Mad Ludin, harga minyak sere wangi di pasaran mencapai Rp154 ribu per kg. Kata dia, satu hektare kebun sere wangi bisa menghasilkan 100 kg minyak.

Jika 50 hektare saja mengalami kebakaran per tahun, sebutnya, penghasilan warga Gayo Lues akan menurun drastis. Ia berharap pemerintah setempat bisa mencari solusi untuk membantu para petani sere wangi.[]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait