PM, MEULABOH – Puluhan hektar sawah tadah hujan milik petani di dua Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat, mengalami kekeringan sudah sejak sepekan terakhir.
Akibatnya, tanaman padi milik petani di Dua kecamatan yakni Johan Pahlawan dan Kaway XVI, terancam gagal panen. Bahkan, para petani saat ini mulai mengalami kerugian hingga puluhan juta.
Pantauan wartawan, padi yang sudah berumur 15 hari mulai terlihat layu serta tanah tampak retak. Para petani pun kian mengeluh dengan kondisi yang mereka alami saat ini.
Sulaiman, petani setempat mengatakan, untuk mengaliri air ke sawah selama kekeringan terjadi para petani hanya mmenggunakan mesin pompa air miliknya sendiri, sementara fasilitas yang disediakan oleh pemerintah tidak dapat difungsikan.
“Mesin pompa yang digunakan ini milik pribadi, ada punya pemerintah namun tidak dapat difungsikan,” ujarnya, Senin (4/6/2018).
Dijelaskannya, selama ini sumber air hanya berasal dari hujan yang ditampung, tidak ada irigasi yang memadai untuk mengalirkan air ke sawah. Sehingga para petani hanya berharap dari turunya hujan. Meskipun telah dilakukan pembangunan irigasi raksasa di Kecamatan Pante Cermen yang direncanakan untuk pengaliran air ke sawah, hingga saat ini masih belum rampung.
“Ketika hujan tidak turun, sawah hanya banyak ditumbuhi oleh rumput, pertumbuhan padi pun jadi terhambat, walau diebri pupuk tetap akan sama hasilnya jika air tidak mencukupi,” sebutnya.
Para petani pun berharap, pemerintah setempatdapat segera mencari solusi kekeringan, agar padi yang baru ditanam tersebut dapat tumbuh dengan baik.()
Belum ada komentar