PM, Banda Aceh – Pemerintah Aceh mengecam tindakan pembunuhan terhadap gajah jinak Bunta. Diketahui gajah ini ditemukan mati, Sabtu (9/6) di dekat penampungannya di kawasan Jamur Batang, Kampung Bunien, Aceh Timur. Bunta adalah salah satu gajah yang selama ini dirawat dan menghuni kamp Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi.
Juru bicara Pemerintah Aceh, Wiratmadinata mengatakan, keberadaan gajah ini sangat penting, bukan hanya karena aspek konservasinya, tetapi juga menjadi bagian dari upaya-upaya yang sedang dilakukan pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan lingkungan.
“Bunta merupakan gajah jinak yang telah banyak membantu pemerintah melakukan patroli mengatasi konflik satwa yang selama ini terjadi di sejumlah wilayah di Aceh,” sesal Wira.
“Khususnya konflik antara gajah dan manusia yang selama ini banyak terjadi di Aceh, Bunta adalah aset Pemerintah dan rakyat Aceh yang harusnya dilindungi,” tambah dia lagi.
Untuk diketahui bersama, Bunta ditemukan tewas dengan satu gadingnya hilang, di dusun Jamur Batang Gampong Bunien, pada Sabtu (9/6), sekitar pukul 08:00 WIB. Dugaan sementara, hewan yang sempat menyambut kedatangan aktor peran asal Holywood, Leonardo di Caprio itu diracun oleh orang tak dikenal.
Karena itu, pihaknya mendesak aparat kepolisian untuk segera melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku.
“Siapapun oknum yang terlibat harus ditindak tegas agar memberikan efek jera. Kita tentu saja berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi, mengingat jasa dan sumbangsih Bunta yang begitu besar bagi penanganan konflik satwa selama ini,” tegasnya.
Sementara itu, Pemerintah Aceh juga mendukung Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) untuk segera melakukan langkah antisipatif agar kematian gajah terutama gajah patroli
seperti Bunta tidak terulang kembali.
“BKSDA harus segera mengambil langkah antisipatif, agar matinya gajah patroli seperti Bunta tidak terulang lagi di masa mendatang,” tandas Wira. []
Belum ada komentar