PM, Banda Aceh – Sebanyak 30 warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala keracunan, seperti mual dan muntah, diduga akibat menghirup gas yang bocor dari PT Medco E&P Malaka.
Terkait peristiwa ini, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh telah mengajukan permintaan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) agar membekukan izin operasional PT Medco E&P Malaka.
Direktur Walhi Aceh, Ahmad Shalihin, menyatakan bahwa insiden yang terjadi pada Minggu (24/9/2023) ini menunjukkan bahwa standar keselamatan PT Medco E&P masih kurang memadai. Kejadian serupa telah terjadi sebelumnya pada tahun 2019 dan 2021.
Dampak dari insiden ini menyebabkan warga, termasuk anak-anak dan perempuan, mengalami sesak napas dan muntah-muntah, sehingga mereka harus dirawat di RSUD Zubir Mahmud Idi Rayeuk.
“Kami mendesak KLHK untuk sementara waktu mencabut izin operasional PT Medco E&P hingga perusahaan memperbaiki standar operasionalnya, sehingga kejadian serupa tidak akan terulang lagi,” kata Ahmad dalam pernyataan tertulisnya pada Senin (29/09/2023).
Baca : Puluhan Warga Keracunan dan Ratusan Mengungsi Akibat Kebocoran Gas Medco di Aceh Timur
Ahmad juga mengungkapkan bahwa saat ini lebih dari 350 orang mengungsi di kantor camat setempat karena tidak tahan terhadap bau busuk tersebut. Dia menegaskan bahwa tidak ada lagi toleransi terhadap insiden semacam ini, dan bahwa rekomendasi KLHK yang tidak dijalankan oleh perusahaan harus diambil tindakan hukum. Walhi Aceh mendesak KLHK untuk segera turun ke lokasi kejadian.
Selain itu, Walhi Aceh juga mengingatkan Pemerintah Aceh untuk tidak tinggal diam dalam menghadapi insiden kemanusiaan ini, yang berdampak banyak pada perempuan dan anak-anak karena bau busuk tersebut.
PT Medco E&P Malaka sendiri menyatakan tanggung jawabnya dan segera menindaklanjuti laporan warga terkait dugaan kebauan di area operasinya yang berakibat keracunan warga.
Arif Rinaldi, VP Relations & Security Medco EP, pada Senin (25/9) mengungkapkan bahwa perusahaan telah bergerak cepat dan berkoordinasi dengan instansi kesehatan setempat untuk memberikan perawatan dan penanganan medis intensif kepada warga di RSUD Dr. Zubir Mahmud. Dia juga menyebutkan bahwa sebagian warga sudah dapat pulang dari rumah sakit.
Perusahaan ini juga telah menurunkan tim kesehatan, keselamatan kerja, dan lindung lingkungan ke lokasi kejadian serta memberikan perawatan kesehatan kepada warga.
Arif Rinaldi menambahkan bahwa perusahaan bersama instansi terkait akan segera melakukan identifikasi penyebab kebauan dan sedang melakukan perawatan fasilitas sumur di lapangan gas Alue Siwah guna menjaga keandalan operasionalnya.
“Perusahaan akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penanganan secara maksimal dan berharap dukungan dari semua pihak agar dapat tertangani,” kata Arif Rinaldi.
Belum ada komentar