Karimun Usman, Ketua PDI-P Aceh, Tak Ada Titipan Pusat di Pilkada Aceh

Ketua PDIP Aceh Karimun Usman bersilahturrahmi dengan masyarakat Lancang Barat.
Ketua PDIP Aceh Karimun Usman bersilahturrahmi dengan masyarakat Lancang Barat.

Ketua DPW Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Aceh, Karimun Usman membantah klaim Tarmizi Karim soal adanya titipan pemerintah pusat dalam Pilkada Aceh. Ia menjelaskan, Presiden Jokowi tidak pernah mengintruksikan dukungan ke salah satu Balon gubernur pun.

“Tidak ada titipan pemeritah pusat. Yang terjadi justru ada salah satu ketua Parpol menjual nama RI-1 seakan presiden sudah mendukung kandidat tertentu,” sebut Karimun.

Diakuinya, penegasan itu perlu disampaikannya karena ada pihak yang memanfaatkan isu tersebut untuk kepentingan pribadi. Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi pada tanggal 23 Agustus lalu, Karimun juga sudah mengklarifikasi informasi tersebut kepada kepala negara. Ternyata hal itu dibantah oleh Jokowi.

“Bersama dengan Sekjend dan seluruh Ketua DPD PDI-P seluruh Indonesia, saya klarifikasi dan saya tanya kepada presiden apakah benar presiden telah mendukung salah seorang Cagub di Aceh? Beliau bilang tidak ada itu,” jelas Karimun.

Karimun menolak siapa sosok ketua partai yang ia maksud. “Bahkan ada salah satu ketua partai mau jumpa, namun belum saya terima. Kalian cari taulah siapa orangnya. Dia menjual nama presiden bahwa harus mendukung salah satu calon,” ujar Karimun dengan nada kesal.

Ketua DPW PDIP Aceh ini menilai, adanya campur tangan pihak tertentu dan klaim sesat tersebut membuat resah presiden. Bahkan, hal tersebut membuat Aceh selalu dalam keadaan tak kondusif. “Presiden menegaskan, jangan ada intervensi dalam Pilkada Aceh. Biarkan rakyat Aceh memilih calon pemimpinnya sendiri, jangan ikut-ikut campur,” tegas Karimun.

Sementara itu, ia membenarkan partainya sudah memutuskan mendukung Irwandi Yusuf di Pilkada Aceh. “Kita mengusulkan Irwandi Yusuf ke DPP, namun belum ada keputusan. Kami menunggu keputsan DPP,” ungkap Karimun.

Ia menyebutkan, dalam seminggu ke depan, DPP PDI-P akan mengeluarkan keputusan dukungan bersamaan kandidat di tujuh provinsi lainnya.

Karimun juga menyinggung soal adanya bendera partai PDI-P di acara konferensi pers Irwandi Nova. Menurut dia, hal itu merupakan penghormatan bagi PDI-P.

“Ini bentuk penghargaan kepada PDI-P yang selama ini tidak dianggap ternyata masih ada PDI-P di Aceh.,” ujar Karimun. “Selama ini tak ada yang minta memasang bendera PDI-P, hanya Irwandi. Dan ini saya anggap bentuk promosi untuk PDI-P.”

Awalnya, PDI-P sempat mengusul lima calon dan mengerucut menjadi dua, yakni Tarmizi Karim dan Irwandi Yusuf. Namun belakangan Karimun hanya merekomendasikan nama Irwandi Yusuf ke DPP PDI-P di Jakarta. “Irwandi Yusuf yang lebih dapat perhatian kami,” tegasnya.

Menurut dia, Irwandi lebih berkomitmen kepada PDIP. “Nantinya jika Irwandi terpilih menjadi gubernur ia berjanji akan menjelaskan ke masyarakat Aceh posisi Soekarno dan Mega di Aceh,” ujar Karimun.

Kata dia, selama 15 tahun terakhir, PDIP di Aceh tersandera dengan angggapan orang bahwa Soekarno telah mengkhianati Aceh. Begitu pula Mega yang dituduh mengobok-obok Aceh dengan memberlakukan darurat militer. Padahal, menurt Karimun, Soekarno dan Daud Beureueh diibaratkan seperti saudara, dan yang memberikan status Daerah Istimewa untuk Aceh saat itu adalah Soekarno.

“Begitu pula soal Darurat Militer di Aceh, itu kan bukan keputusan Megawati, namun usulan dari Menkopolhukam saat itu,“ ujarnya lagi.

“Selama 15 tahun ini PDI-P telah dizalimi di Aceh, karena masyarakat tak tahu yang sebenarnya,” kata Karimun. “Irwandi berjanji akan menjelaskan kepada rakyat Aceh apa posisi Megawati dan PDI-P pada saat itu.”[]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Penyortiran rotan mentah untuk pengawetan (PM/Oviyandi Emnur)
Penyortiran rotan mentah untuk pengawetan (PM/Oviyandi Emnur)

Rotan Lhoknga Makin Berkilau