Hingga hari ini, Selasa (19/6) pihak berwenang masih terus mengerahkan upaya pencarian para penumpang Kapal Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, yang sempat terhambat cuaca buruk.
Kapal Motor ‘Sinar Bangun’ tenggelam setelah mengalami kecelakaan sekitar dua kilometer setelah meninggalkan pelabuhan Tiga Ras, Danau Toba pada pukul 17.20 WIB, Senin (18/06).
Kecelakaan diduga terjadi karena angin kencang dan ombak besar akibat cuaca buruk. Setidaknya 65 orang dilaporkan hilang oleh keluarga mereka.
“Pencarian dilakukan lagi mulai pukul 06.00 pagi tadi, kendati gelombang danau masih tinggi dan angin masih kencang,” kata Kepala Kepala Pelaksana Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, Riadil Lubis, kepada Ging Ginanjar dari BBC Indonesia, Selasa (19/6).
“Sejauh ini satu orang dipastikan meninggal dan 19 selamat. Sementara penumpang lain yang belum ditemukan masih kita kumpulkan data persisnya. Tapi dari keluarga-keluarga yang melapor, ada 65 orang yang dinyatakan masih belum ditemukan,” tambahnya.
Menurut pihak berwenang, kecelakaan terjadi ketika kapal penumpang KM Sinar Bangun itu sedang berlayar dari pelabuhan di Kabupatan Simalungun menuju Simanindo, Kabupaten Samosir dengan jumlah penumpang diperkirakan antara 80-100 orang.
Usaha pencarian terus dilakukan selama beberapa hari ke depan, tetapi pemerintah mengakui menghadapi sejumlah masalah. Pencarian Senin malam, misalnya, sempat dihentikan.
“Hambatan yang dihadapi itu kan cuaca agak ekstrem, angin kencang, ombak, terus itu cuaca itu kan gelap. Jadi kita di sini di lokasi kejadian menggunakan sarana lampu, lampu penerangan untuk melakukan pencarian,” kata Mahler Tamba Ketua BPBD Samosir, dari lokasi pencarian, Senin malam itu.
Keterangan saksi mata yang dihimpun regu penyelamat menyebutkan bahwa angin dan ombak sangat besar sehingga kapal oleng, sementara kapal penuh dengan penumpang dan barang. []
Sumber: bbc.com
Belum ada komentar