Jembatan Pangwa Belum Rampung, Ekonomi Masyarakat Melemah

Jembatan Pangwa Belum Rampung, Ekonomi Masyarakat Melemah
Foto: Progres pengerjaan jembatan Pangwa, Selasa (24/7). (Ist)

PM, Pidie Jaya – Pembangunan kembali jembatan penghubung dua kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya yang rusak akibat gempa 7 Desember 2017 silam, terancam tidak akan rampung sesuai target. Pasalnya berdasarkan kontrak, waktu pengerjaan jembatan itu selama 210 hari. Akibatnya, perputaran ekonomi masyarakat setempat kini terkendala.

Proyek jembatan perbatasan antara gampong Pangwa, Trienggadeng dengan Rieng Krueng, Meureudu tersebut dikerjakan oleh PT Zarnita Abadi. Niilai kontraknya Rp 10.995.440.000. Menggunakan anggaran tahun 2017-2018, pengerjaan jembatan tersebut ditetapkan selama waktu 210 hari, terhitung tanggal kontrak pada 29 Desember 2017.

Pantauan pikiranmerdeka.co, progres pengerjaan pembangunan jembatan ini baru sekitar 30-40 persen. Sedangkan berdasarkan kontrak, hanya tersisa waktu kurang dari satu bulan lagi.

Keuchik Gampong Deah Pangwa Kecamatan Trienggadeng, Munawir berharap pembangunan jembatan tersebut dapat segera selesai dikerjakan. Sebab, usai pembongkaran, perputaran ekonomi masyarakat di Gampong Pangwa menurun drastis. Terlebih aktifitas masyarakat juga jadi terkendala.

“Kalau bisa pembangunan jembatan tersebut agar dipercepat. Karena sejak dibongkar, perekonomian masyarakat Deah Pangwa sangat terganggu. Seperti para pedagang di Keude Pangwa, terutama pedagang ikan. Kalau dulu (sebelum dibongkar) penghasilannya jualanya bisa mencapai Rp 5 juta atau 8 juta perhari, saat ini paling 500 ribu, atau delapan ratus ribu,” jelasnya.

Amatan Munawir, progres pengerjaan pembangunan kembali jembatan Pangwa baru sebatas pengerjaan Abutment (tapak) di kedua belah sisi. “Baru tapaknya saja yang baru siap dikerjakan. Dan dulunya memang ada beberapa masalah seperti jembatan yang habis dibangun kembali rusak akibat bandang,” katanya.

“Saat ini penghasilan masyarakat sangat menurun, malahan ada juga yang sudah tutup lapak.  Karena sesudah belanja mencapai mencapai 2 juta, yang laku hanya 500 ribu, jadi kan rugi Rp 1.500.000. Sehingga sisa ikannya  pun harus dibuang, karena sudah tidak bisa dipakai lagi,” paparnya.

Sementara itu, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Al Kausar saat kepada wartawan mengatakan, progres pembangunan kembali jembatan Pangwa sudah mencapai 41 persen. Saat ini sedang menunggu pengiriman kerangka baja dari pabrik di Jakarta.

“Abutmentnya sudah siap, progresnya sudah 41 persen, untuk saat ini lagi menunggu rangka baja yang dikirim dari Jakarta,” ungkapnya.

Katanya, keterlambatan pengerjaan jembatan tersebut karena beberapa masalah.

“Ada beberapa masalah saat itu, seperti lahan, jembatan darurat yang setelah dibangun kembali rusak dihempas arus air sungai. Dan akan ada penambahan waktu sekitar dua bulan lagi, dan diperkirakan bulan Oktober (tahun 2018) jembatan itu akan rampung,” ujarnya. []

Reporter: Nurzahri

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Kapolsek Meureudu memperlihatkan truk yang mengangkut beras sebanyak 4,5 ton dari gudang BPBD Pidie Jaya.(Pikiranmerdeka.co/Nurzahri)
Kapolsek Meureudu memperlihatkan truk yang mengangkut beras sebanyak 4,5 ton dari gudang BPBD Pidie Jaya.(Pikiranmerdeka.co/Nurzahri)

Menyelewengkan Beras Bantuan