Jembatan Darurat Aih Putih Berbahaya

Jembatan Darurat Aih Putih Berbahaya
Inilah kondisi jembatan darurat Aih Putih yang menghubungkan Kecamatan Pining dengan Lukup Serba Jadi sebelum dilakukan perbaikan oleh masyarakat. Anuar Syahadat.

PM, Blangkejeren – Jembatan Aih Putih yang menghubungkan Kecamatan Pining Kabupaten Gayo Lues dengan Lukup Sereba Jadi Kabupaten Aceh Timur berbahaya. Jembatan yang hanya diberi lantai kayu itu sering dilintasi kendaraan roda empat menuju kedua daerah.

Jembatan tersebut dibangun masyarakat secara swadaya bersama CV. Roby Karya, yang mengangkut sewa dari Blangkejeren menuju Aceh Timur dan tembus ke kota Langsa. Masyarakat dengan terpaksa melintasi jembatan darurat itu karena tidak ada jalan alternatif lain untuk menyembrangi sungai saat musim penghujan.

“Pertama sekali ada jembatan, itu dibangun oleh CV.Roby Karya bersama warga yang berkebun di seputaran daerah itu, setelah melapuk dan sebagian tiang lantainya ambruk, warga dan perusahaan angkutan itu kembali memperbaiki supaya bisa dilintasi,” kata Ali warga Blangkejeren, Selasa (29/09/2015) yang baru pulang melintasi jalan Pining menuju Lukup.

Setelah dilakukan perbaikan secara swadaya, masyarakat setempat meminta iyuran kepada pengendara roda empat yang melintasi jembatan tersebut seiklasnya, tujuanya agar di saat jembatan kembali ambruk bisa dilakukan perbaikan.

“Jembatan darurat itu panjangnya sekitar 20 meter, dengan kondisi hanya ada sekitar empat tiang di bawah, kemudian diberi lantai mengunakan kayu hutan, sedangkan di kanan atau kiri jembatan sama sekali tidak ada pengaman, dan kalau tidak hati-hati, kendaraan bisa jatuh ke sungai Aih Putih,” ujarnya.

Di lintasan jalan Pining menuju Lukup Serba Jadi, beberapa jembatan yang dibangun Pemerintah Aceh beberapa tahun yang lalu masih belum rampung, dan belum bisa dilintasi kendaraan. Proyek dari Provinsi Aceh itu diduga telah diambil anggarannya 100 persen tetapi pekerjaanya belum rampung.

“Gubenur Aceh, Wakil Gubenur dan instansi terkait harus melihat langsung proyek yang dikerjakan oleh kontraktor atas nama pemerintah Aceh itu. Kasihan uang rakyat yang diperuntukkan membangun beberapa jembatan, tapi tidak bisa dilintasi,” pintanya.

[PM005]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait