PM, Banda Aceh – Jaringan Koalisi untuk Advokasi Laut Aceh (KuALA) meminta pemilik kapal tongkang yang kandas di pantai Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar untuk bertanggung jawab. Pasalnya, kapal yang memuat 7 ribu ton batu bara itu tumpah ke laut dan telah mencemari pantai Lampuuk dan sekitarnya.
Sekretaris Jenderal Jaringan Koalisi untuk Advokasi Laut Aceh (KuALA) Rahmi Fajri mengatakan, akibat kapal tersebut kandas, 7 ribu ton batu bara tumpah dan mencemari pantai Lampuuk.
“Saat ini kondisi perairan Lampuuk tercemar sangat parah, beberapa biota dan ekosistem terumbu karang mati karena limbah dari batu bara tersebut,” kata Rahmi Fajri, Senin (30/7).
Berdasarkan amatan di lapangan, ungkapnya, terdapat beberapa biota kunci ekosistem terumbu karang seperti bintang laut dan ikan karang mati terkapar di pesisir pantai. “Hal ini dapat mengindikasikan hancurnya ekosistem dan terumbu karang yang rencananya akan dijadikan kawasan konservasi,” tuturnya.
“Saya sangat prihatin dengan kondisi ini, saya melihat banyak biota seperti ikan, bintang laut dan kepiting mati di sekitar pesisir pantai lampuuk. Setelah berdiskusi dengan tim seketariat kami menduga ada kerusakan ekosistem yang cukup parah di kawasan terumbu karang lampuuk,” tambah Rahmi.
Oleh sebab itu, Dia meminta kepada pemilik kapal tongkang untuk bertanggung jawab atas peristiwa ini. Selain itu, pemilik kapal juga harus melakukan pemulihan kembali ekosistem laut yang telah tercemar.
“Kami meminta adanya pertanggung jawaban dari pemilik kapal dan material tersebut untuk melakukan pemulihan dan pembersihan material batu bara yang terdampar,” tegasnya.
Menurut informasi yang diterima jaringan KuALA, awalnya kapal ini akan ditarik pada hari Minggu (29/7) namun karena kondisi laut yang tidak memungkinkan sehingga penarikan kapal gagal dilakukan.
“Pada hari Senin (30/7), rencana lain pun muncul, beberapa nelayan diminta untuk mengevakuasi kapal tersebut, hasilnya, sebelum dievakuasi, kapal yang bermuatan tersebut terlanjur patah dua akibat bergesekan dengan terumbu karang,” ungkapnya.
Patahan kapal ini, tambah Rahmi, telah menyebabkan material batu bara tersebut tumpah dan mencemari perairan pantai Lampu’uk dan Lhoknga. Saat ini kondisi perairan Lampuuk tercemar sangat parah, beberapa biota dan ekosistem terumbu karang mati karena limbah dari batu bara tersebut.
“Menurut informasi yang didapatkan, material batu bara tersebut milik perusahaan semen yang berada di seputaran pantai Lhoknga,” tutup Rahmi.
Reporter: Ali
Belum ada komentar