PM, Banda Aceh – Merespon instruksi gubernur tentang upaya pengendalian inflasi di Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh akan meningkatkan koordinasi guna memantau stok dan produksi komoditas bahan makanan secara berkala di Banda Aceh.
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman melalui laman resmi balai kota, Kamis (12/11/2020) lalu mengatakan, Gubernur Aceh Nova Iriansyah sebelumnya meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan upaya mitigasi inflasi di setiap daerah.
“Instruksi itu penting demi mengendalikan laju inflasi, khususnya di Banda Aceh. Apalagi melihat perkembangan inflasi terkini dan beberapa indikator harga bahan pokok di Aceh, inflasi pada November 2020 diperkirakan akan mengalami peningkatan,” terangnya.
Selain itu, Aminullah juga akan memastikan kelancaran distribusi barang ke masyarakat. Pihaknya juga melakukan pencegahan praktik penimbunan bahan pangan melalui kerja sama TPID dengan Satgas Pangan.
“Gubernur juga mendorong peningkatan stok untuk menjaga ekspektasi pasar, dan kita pun siap melaksanakannya,” katanya lagi.
Ia juga sepakat soal peran pemerintah dan Perum Bulog sebagai penyangga stok pangan yang sangat penting dalam menjaga stabilitas harga. Salah satu upaya yang secara rutin digelar Pemko Banda Aceh yakni operasi pasar atau pasar murah yang menyediakan bahan kebutuhan pokok bagi warga kota.
“Kegiatan ini secara berkala kita gelar dengan melibatkan banyak pihak, baik internal maupun eksternal,” kata Aminullah seraya mengajak semua stakeholder terkait untuk terus menggenjot ekonomi Banda Aceh agar inflasi bergerak normal.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), selama Oktober 2020, indeks harga barang dan jasa di Banda Aceh mengalami inflasi sebesar 0,62 persen. Angka tersebut lebih rendah dari inflasi Aceh secara keseluruhan yaitu 0,65 persen dan lebih tinggi dari inflasi nasional yaitu sebesar 0,07 persen.
Sementara dalam rentang waktu Oktober sampai dengan November 2020, indeks harga barang dan jasa di Banda Aceh diperkirakan akan mengalami Inflasi, yakni berada pada kisaran -0,5 persen hingga 0,8 persen. (*)
Belum ada komentar