Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu telah berjanji untuk melanjutkan tindakan militer Israel. “Kami tidak menunggu ancaman, kami mengantisipasinya. Di mana pun, di arena apa pun, kapan pun. Kami melenyapkan pejabat senior, kami melenyapkan teroris, kami melenyapkan rudal, dan masih banyak lagi yang akan dilakukan.”
Baca: Iran Serang Israel, Iron Dome Jebol Tangkis 200 Rudal Balistik dan Hipersonik Teheran
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari memperingatkan warga sipil Lebanon pada Senin untuk menjauh dari depot militer. “Hizbullah bermaksud meluncurkan senjata-senjata ini ke Israel, dan kami tidak akan membiarkannya. Jauhi mereka demi perlindungan Anda sendiri,” sebutnya.
Serangan udara tersebut memicu pertemuan darurat Kabinet Lebanon dan peringatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Imran Riza, wakil koordinator khusus PBB untuk Lebanon, mengatakan, “Apa yang telah kita lihat selama seminggu terakhir ini sungguh dramatis. Sungguh dramatis, konsekuensinya terhadap warga sipil sangat besar.”
Sementara Gedung Putih mengatakan pada Senin bahwa mereka terus mencari solusi diplomatik, analis mengatakan kepada VOA bahwa gencatan senjata dari perang yang hampir berlangsung setahun antara Israel dan Hamas tampaknya semakin tidak mungkin.
Nimrod Goren, peneliti senior di Middle East Institute di Washington, DC, mengatakan, “Kemungkinan gencatan senjata di Gaza bukan lagi solusinya, karena itu tidak terjadi. Jadi, saya pikir upaya diplomatik Amerika Serikat lainnya tidak jelas, terkait bagaimana upaya-upaya itu akan mencapai hasil.”
Konflik ini dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menewaskan lebih dari seribu orang dan menyandera 250 orang. Respons militer Israel telah menewaskan lebih dari 41 ribu orang di Gaza, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut. [ns/ab]
sumber: voaindonesia
Belum ada komentar