PM, TAPAKTUAN—Mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan rakyat Aceh jangan bermimpi akan ada investor yang akan menanamkan modalnya di Aceh, jika situasi keamanan dan ketertiban belum benar-benar kondusif.
“Selama ini rakyat sering menuntut kepada pemerintah agar dibangun pabrik berkapasitas besar di Aceh untuk menampung tenaga kerja. Padahal berbicara pembangunan industri sangat erat kaitannya dengan penanaman modal oleh investor, namun jika situasi keamanan dan ketertiban belum kondusif, maka jangan mimpi akan ada investor yang masuk Aceh,” kata Irwandi Yusuf di Kuta Fajar, Kecamatan Kluet Utara, Senin (15/2).
Fakta yang terjadi di lapangan saat ini, ujar Irwandi, kondisi keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat Aceh belum benar-benar kondusif. Gambaran situasi keamanan di Provinsi Aceh di mata internasional itu belum kondusif, menurut Irwandi, diawali dengan aksi oknum tertentu yang melakukan pemukulan terhadap dirinya di depan diplomat negara luar saat menghadiri acara pelantikan gubernur dan wakil gubernur periode 2012-2017 di DPRA.
“Diakui atau tidak, tindakan oknum tertentu melakukan pemukulan terhadap diri saya di depan diplomat asing saat menghadiri pelantikan gubernur dan wakil gubernur terpilih saat itu, telah mencoreng citra Aceh di mata internasional. Apalagi tindakan itu dilakukan di hadapan publik dan diliput oleh sejumlah media nasional dan internasional,” ungkapnya.
Di samping itu, sambung Irwandi, citra Aceh di mata internasional kembali tercoreng akibat tindakan penculikan terhadap salah seorang warga negara luar yang bekerja di perusahaan eksploitasi minyak dan gas di Kabupaten Aceh Timur. “Ditambah lagi dengan munculnya beberapa kelompok bersenjata di Aceh seperti Din Minimi, Gambit, Raja Rimba serta lain-lain yang secara otomatis telah mengganggu ketertiban dan ketentraman ditengah-tengah masyarakat,” paparnya.
Kondisi keamanan dan ketertiban di Provinsi Aceh seperti itu, lanjut dia, membuat para investor luar merasa ketakutan untuk berinvestasi di Aceh. “Mereka lebih memilih sejumlah daerah lain di Indonesia bahkan di seluruh penjuru dunia yang dianggap lebih menguntungkan untuk dikembangkan usahanya. Intinya, para investor tidak ingin mengambil resiko yang dianggap akan merugikan pihaknya dalam pengembangan usahanya,” kata dia.
Seharusnya, tambah Irwandi, potensi-potensi timbulnya gangguan keamanan di Aceh tersebut menjadi tugas dan tanggungjawab Pemerintah Aceh untuk meredamnya dengan cara memperhatikan atau melakukan pemberdayaan ekonomi terhadap masyarakat, khususnya para mantan kombatan GAM.
“Mendatangkan investor ke derah, kunci utamanya adalah keamanan. Wujudkan dulu kondisi keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat ,baru para investor berminat menanamkan modalnya ke Provinsi Aceh,” pungkasnya.[]
Belum ada komentar