Mekkah – Musibah crane yang jatuh menimpa jemaah haji di Mekah, Arab Saudi, terjadi akibat crane jatuh di area perluasan Masjidil Haram. Masjid suci bagi umat Islam ini diperluas oleh pemerintah setempat dan ditargetkan selesai pada 2020 agar mampu menampung 1,85 juta jemaah.
“Perluasan tak hanya dilakukan di area masjid, tetapi juga di area lapangan sekitar masjid dan mataf(area tawaf) dengan total area nantinya mencapai 1,47 juta meter persegi,” ujar Menteri Informasi dan Kebudayaan Adel Al Turaifi Juni lalu seperti yang ditulis onislam.net.
Proyek perluasan ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Masjidil Haram. Saat ini masjid dengan sembilan menara itu mampu menampung 900 ribu jemaah. Di musim haji angka itu meningkat menjadi empat juta jemaah.
Proyek crane yang jatuh diperkirakan menelan biaya lebih dari 100 miliar saudi riyal atau sekitar Rp 354 triliun. Ekspansi mencakup perluasan pada bagian halaman, terowongan, dan fasilitas pelayanan jalan lingkar pertama. Selain itu, ada pula penambahan 680 lift baru bagi jemaah disabilitas, penambahan 4.524 speaker untuk sistem suara, kamera pemantau sebanyak 6.635 unit, tambahan 2.100 toilet baru termasuk toilet kaum difabel, serta sistem pembersihan debu.
Untuk diketahui, proyek yang dimulai awal tahun ini menyebabkan kuota haji Indonesia pada 2015 berkurang 20 persen. Dari semula 210.000 jemaah menjadi 168.800 jemaah, terdiri atas 155.200 kuota haji reguler dan 13.600 kuota haji khusus.
Namun ketika proyek belum usai, musibah terjadi kemarin sore pukul 17.30 waktu setempat. Sebuahcrane jatuh dan menimpa jemaah haji yang sedang beribadah. Crane roboh karena hujan lebat dan angin kencang.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Fidiansjah di Mekah mengatakan hingga saat ini dua jemaah haji asal Indonesia tewas, sementara belasan lainnya terluka. Sementara itu, 107 jemaah haji meninggal akibat musibah tersebut.
[PM 006]
Belum ada komentar