PM,BANDA ACEH–Mobil berbahan bakar air kini sudah bisa digunaakan untuk rute jarak jauh. Dari Medan sampai ke Banda Aceh kemungkinan hanya butuh lima liter air biasa. Untuk menghidupkan mesin berbahan bakar air, air itu perlu diubah menjadi hidrogen melalui proses yang panjang sehingga menghasilkan kekuatan listrik yang digunakan untuk menghidupkan mesin.
Kendaraan berbahan bakar ini dirancang oleh Hamidun, seorang guru mengaji dari Mandailing Natal. Lelaki satu anak ini menuturkan, pembentukan hidrogen dan oksigen yang berasal dari air memerlukan proses elektrolisi. Dua lempeng logam (Stailess stell) yang dicelupkan ke dalam air murni dengan kandungan mineralnya 0 persen, lempengan logam pertama dialiri listrik positif (+) untuk dapat menghasilkaan gas oksigen, dan lempengan logam kedua dialiri listrik negatif (-) untuk menghasilkan gas hidrogen, dan untuk mempercepat proses elektrolisis diperlukan Kalium Hidroksida.
Dalam merancang kendaraan ini, Hamidun dibantu oleh anaknya sendiri. Hasil rancangan bapak-anak ini diikutsertakan dalam acara Teknologi Tepat Guna (TTG) di Banda Aceh beberapa waktu lalu.
“Putaran elektrolisa makin tinggi, hisapannya hidrogennya juga makin banyak,” katanya memberi keterangan kepada para pengunjung stand tempat ia memamerkan hasil karyanya.
Mahdar, Dosen Fakultas Teknik Unsyiah, sebagai tim penilai TTG sempat bertanya kepada Hamidun tentang uji keamanan. “Uji kelayakannya harus dilakukan oleh orang lain, itu belum dilakukan uji kelayakan, karena teknologinya belum bisa diuji,” jawab Hamidun.
Mesin ini dibuat secara mandiri oleh Hamidun bersama satu orang anaknya, tanpa ada dukungan dari pihak lain, bahkan Pemda sekali pun. Menurut dia, sebenarnya Pemda setempat ada melihat hasil kerja Hamidun, tapi Pemda kurang mengerti tentang hal ini sehingga terkesan acuh tak acuh.
“Yang perlu diketahui dalam membuat mesin ini, bagaimana menyeimbangkan antara reaktor dengan arus listrik yang digunakan sehingga menghasilkan hidrogen. Kalau lebih dibawa kemana, itu juga sudah saya rancang,” tuturnya.
Hamidum mengakui bahwa mobil tersebut bisa dikendarai dari Medan sampai ke
Banda Aceh untuk ikut dalam acara TTG, dengan menggunakan air biasa. Mobil itu juga pernah dibawa dari Mandailing Natal sampai ke Jakarta, bahkan ke Tasik Malaya.
Dalam modifikasi mesin tersebut, hanya lima perangkat yang ditambah untuk menghasilkan hidrogen, alat tersebut di antaranya jerigen tempat air, reaktor, dinamo, jiregen tempat filter, selang air dan rangkaian pengontrol arus berupa elemen ampermeter yang dirangkai sendiri yang dilihat dari monitor yang dipasang didasbot mobil, biar tau bekerja atau tidak arus listriknya.
“Ide ini pertamanya lahir di tahun 1994, tapi karena tidak ada yang yakin dengan ide ini, dan tidak punya dana, baru terealisasi pada tahun 2012 oleh saya sendiri dengan menggunkan biaya sendiri,” jelas Hamidun.
Terkait hal itu, Mahdar menyarankan agar Hamidun segera membuat hak paten terhadap
karyanya agar hak paten tersebut bernilai jual apabila ada perusahaan yang mengadopsi ide tersebut.
[PM004]
Belum ada komentar