IDI: Kematian Tenaga Kesehatan RI Saat Ini Tertinggi ke-5 di Dunia

173033655
Ilustrasi Foto/PIkiran Rakyat

PM, Jakarta – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan Indonesia saat ini berada di peringkat pertama kematian tenaga medis di Asia, sekaligus lima besar di seluruh di dunia.

Berdasarkan data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), sedikitnya 504 tenaga medis di Indonesia meninggal dunia akibat terpapar virus corona. Rinciannya, 237 dokter, 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, dan 10 tenaga lab medik.

“Bahkan, sepanjang bulan Desember 2020 tercatat 52 tenaga medis dokter meninggal akibat Covid-19. Angka ini naik hingga lima kali lipat dari awal pandemi,” kata Ketua Tim Mitigasi PD IDI Adib Khumaidi melalui keterangan tertulis, Sabtu (2/1/2021).

Adapun dokter yang gugur terdiri atas 131 dokter umum, dan 101 dokter spesialis, serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah atau Provinsi dan 102 IDI Cabang atau Kabupaten/Kota.

Data tersebut juga dielaborasi melalui rekan sejawat yakni Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), yang merupakan kumulatif data kematian akibat covid-19 dari Maret hingga akhir Desember 2020.

Adib juga menyebut kenaikan jumlah kematian tenaga kesehatan ini merupakan imbas aktivitas beberapa bulan terakhir, seperti Pilkada dan libur panjang.

“Salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini seperti berlibur, Pilkada, dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah,” terangnya.

Karena itu, ia kembali mengingatkan kepada masyarakat bahwa langkah yang dapat menekan transmisi penularan virus corona adalah dari masyarakat. Masyarakat harus lebih patuh terhadap protokol kesehatan, meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Bila masyarakat memakai masker, kata dia, maka perlindungan terhadap virus mencapai 85 persen, bila menjaga jarak mencapai 90 persen, dan apabila mencuci tangan keamanan dari virus mencapai 80 persen.

Tak hanya itu, ia juga meminta pemerintah terus meningkatkan testing, tracing, dan treatment (3T).

“Selain itu, kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri bagi para tenaga medis dan kesehatan,” ungkapnya.

Sumber: CNN Indonesia

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait