PM, JAKARTA – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menyampaikan, dalam perjalanan 2018 terjadi perlambatan ekonomi. Perlambatan ini disebabkan faktor internal dan eksternal. Perlambatan ekonomi tersebut berpengaruh terhadap beberapa aspek pertumbuhan yang melambat dan stabilitas harga bahan pokok terganggu.
Ketua Umum ICMI, Prof Jimly Ashiddiqie, mengatakan akibat perlambatan ekonomi 2018, membuat nilai tukar rupiah melemah dan membuat pemanfaatan APBN dan APBD tidak efektif. Namun di akhir tahun terlihat adanya tanda-tanda pemulihan ekonomi.
“Oleh karena itu, ICMI berpendapat 2019 akan lebih cerah, memulihkan dan menggairahkan perekonomian nasional,” kata Prof Jimly saat konferensi pers refleksi perjalanan bangsa tahun 2018 di Sekretariat ICMI Pusat, Rabu (26/12).
Ia menyampaikan, pada 2019 ekonomi diharapkan dapat tumbuhan minimal 6 persen, investasi meningkatkan, membuka lapangan pekerjaan dan menghindari terjadinya PHK dengan meluncurkan kredit murah untuk usaha koperasi dan UMKM.
ICMI juga berharap tahun depan distribusi pembangunan untuk memperoleh kesempatan mendapatkan penghasilan lebih baik lagi, menerapkan dengan sungguh-sungguh paket perekonomian yang diluncurkan pemerintah, dan menguatkan nilai rupiah hingga stabil.
“(Diharapkan) ketahanan pangan semakin ditingkatkan, pengelolaan energi dan sumber daya alam dikelola untuk kemaslahatan, dan BBM serta energi disesuaikan dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.
Republika
Belum ada komentar