ISTANBUL – Roxelana, boleh saja berasal dari keluarga budak yang pernah ditangkap oleh bangsa Tatar Krimea pada 1520 di Kaffa dan Konstantinopel. Pemilik nama lahir Alexandra Lisowska itu berubah nasib ketika dia dipersunting oleh Sultan Suleiman I. Bahkan, usai memeluk Islam, perempuan bergelar Hurrem Sultan ini pun menjadi salah satu istri kesayangan Sultan Ottoman atau Turki Utsmani.
Dari pernikahan tersebutlah, pengaruh perempuan kelahiran 1506 itu mulai cemerlang. Salah satu perubahan terbesar dalam tradisi Ottoman lewat dari lebih dari dua abad adalah menikahi selir kedua dan menjadikannya ratu. Hurrem diangkat menjadi penasihat raja dan memengaruhi urusan kerajaan dan hubungan luar negeri.
Perempuan asal Rohaytn, Polandia, itu pun menulis surat langsung kepada Raja Polandia Sigismund II Augustus. Kekaisaran Ottoman memiliki hubungan damai dengan negara Polandia. Keduanya dipersatukan lewat Aliansi Polandia-Ottoman. Hurrem dikenal ahli dalam politik internasional.
Selain politik dan hubungan internasional, sebagai ratu, Hurrem juga turut andil dalam perkembangan kerajaan, terutama dalam bidang pembangunan. Dia pun terlibat dalam pembangunan di Makkah hingga Yerusalem.
Ibunda dari Selim II ini memiliki yayasan amal. Konsep dan modelnya seperti yang ada pada masa Khalifah Harun al-Rashid dan permaisurinya, Zubaida. Program-program kerjanya tak terlepas dari amal sosial, seperti pembangunan masjid, sekolah Alquran, air mancur, serta pembangunan rumah sakit di dekat pasar budak wanita di Konstantinopel.
Hurrem juga mendirikan bangunan pemandian umum The Haseki Hurrem Sultan Hamami untuk melayani masyarakat yang berada di Hagia Sophia. Di Yerusalem, dia mendirikan Yayasan The Haseki Sultan Imaret pada 1551. Sebuah dapur umum yang beroperasi guna memberi makan orang miskin dan yang membutuhkan.
Berbuat Amal merupakan hal yang paling diutamakan pada masa Ottoman. Salah satu bentuk paling populer dari sedekah ketika itu adalah wakaf. Wakaf didirikan oleh orang-orang kaya, terutama anggota keluarga kekaisaran. Wakaf merupakan sumbangan properti mereka yang bermanfaat sebagai lembaga amal secara permanen.
Hurrem membangun Hasseki Sultan Imaret di Yerusalem karena kota itu merupakan kota suci seperti Makkah dan Madinah. Dia ingin memastikan bahwa setiap kota suci memiliki sebuah lembaga yang menampung masyarakat yang kelaparan.
Hurrem memosisikan Hasseki Sultan Imaret sebagai alat untuk menjaga ketertiban sosial. Pemberian makan pun dilakukan sesuai dengan hierarki sosial dimulai dari bangsawan lokal, karyawan, kemudian orang miskin.
Dalam mengatur yayasan amalnya, Hurrem dibantu oleh sekretaris kerajaan. Sekretaris kerajaan tersebut bernama Esther Handali, yang sebelumnya menggantikan suaminya, pun sebagai sekretaris.
Meskipun ada hierarki sosial dalam Hasseki, juga ada pelajaran bagaimana hidup tertib dalam antrean. Seluruh masyarakat harus mengantre baik itu tua, muda, wanita, laki-laki, maupun anak-anak.
[PM005]
Belum ada komentar