Palembang – Shalat istisqa untuk meminta diturunkan hujan kepada Allah SWT yang dilakukan pemerintah daerah dan jajaran TNI/Polri di Palembang serta beberapa daerah di Sumatra Selatan lainnya jangan dilakukan satu kali saja.
“Shalat minta hujan perlu dilakukan sesering mungkin, jangan cukup puas dengan satu kali. Shalat istisqa secara massal serentak pada Selasa (27/8) langsung dikabulkan Allah karena di Palembang dan beberapa daerah sekitar mulai turun hujan walaupun intensitas curah hujannya tidak deras dan lama,” kata pengurus Masjid Agung Palembang, Ustaz Irwansyah, di Palembang, Rabu (28/9)
Menghadapi musim kemarau tahun ini yang cukup ekstrem, masyarakat di Sumsel yang mayoritas beragama Islam harus lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, kata dia, segala permohonan untuk mengatasi berbagai permasalahan bisa dikabulkan. Termasuk meminta turun hujan agar terhindar dari masalah kekeringan serta bencana kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan.
Sementara sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan, Nuga Putratinjo, menjelaskan hari tanpa hujan berturut-turut dalam waktu yang cukup panjang sekitar 30 hari di Kota Palembang dan daerah lainnya berakhir dengan datangnya hujan.
“Peluang hujan ada di Kota Palembang dan beberapa daerah yang tergolong rawan kebakaran hutan dan lahan seperti Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin,” ujarnya.
Komandan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel, Kol Arh Sonny Septiono, menjelaskan menghadapi kondisi cuaca ekstrem pada musim kemarau tahun ini, pihaknya berupaya meningkatkan tindakan tanggap darurat seperti melakukan operasi pemadaman dan pembasahan melalui darat dan udara di daerah yang terdeteksi cukup banyak titik panas.
“Selain itu mengupayakan hujan buatan (teknologi modifikasi cuaca/TMC) dari BPPT, dan menggelar shalat minta hujan,” ujar Sonny.
Sumber: Republika
Belum ada komentar