Jakarta – Huawei Technologies membuka lowongan kerja dan siap memberikan gaji tinggi bagi mereka yang punya bakat dan talenta untuk memperkuat divisi riset di tengah sanksi Amerika Serikat.
Berdasarkan surat elektronik yang beredar di publik dan ditandatangani pendiri dan CEO Huawei Ren Zhengfei, Huawei ingin merekrut 20-30 talenta top dunia guna membangun kemampuan tempur.
Dalam perekrutan tahap pertama ini, Huawei akan mencari delapan lulusan baru dengan gelar doktor yang masing-masing bergaji tahunan US$130 ribu (Rp 1,82 miliar) atau setara Rp 152,67 juta per bulan hingga US$292 ribu (Rp 4,1 miliar) atau setara Rp 292 juta per bulan.
“Huawei perlu memenangkan perang teknologi dan komersial di masa depan,” ujar Ren Zhengfei dalam emailnya. Perekrutan “talenta top” ini akan memberikan manfaat bagi organisasi.
Pembukaan lowongan kerja ini akan diperluas setiap tahun sejak rencana perusahaan membangun “kemampuan tempur”, ujar Ren Zhengfei, seperti dikutip CNBC Indonesia dari South China Morning Post, Jumat (26/7/2019).
Sebelumnya, dikabarkan Huawei memecat 600 karyawan di anak usaha bidang teknologi dan pengembangan di AS, Futurewei Technologies.
Huawei mendapat sanksi tidak bisa berbisnis dengan perusahaan teknologi AS. Sanksi ini dijatuhkan setelah Presiden Donald Trump mendeklarasikan Darurat Nasional bidang Teknologi.
AS menuduh perangkat Huawei bisa disusupi mata-mata China. Tudingan ini sudah berulang kali dibantah manajemen Huawei.
Sumber: CNBC Indonesia
Belum ada komentar