Hoaks Meningkat, Menkominfo: Kita Makin Khawatir Jika Berlanjut Usai Pemilu

Hoaks Meningkat, Menkominfo: Kita Makin Khawatir Jika Berlanjut Usai Pemilu
Menkominfo RI, Rudiantara saat mengisi seminar nasional bertema ‘Hoaks dan Implikasinya Terhadap Demokrasi dan Pembangunan yang Berkeadilan’ di AAC Dayan Dawood, Selasa (2/4). (Ist)

PM, Banda Aceh – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara meminta masyarakat tidak menyebarkan setiap informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya. Apalagi saat ini, penyebaran hoaks gencar dan jumlahnya kian meningkat.

“Kita menerima teks, gambar, maupun video yang belum diverifikasi, pulsa kita habis untuk menyebarkan hal tersebut, tanpa kita pikirkan dampaknya,” ujar Rudiantara kepada awak media usai mengisi seminar nasional bertema ‘Hoaks dan Implikasinya Terhadap Demokrasi dan Pembangunan yang Berkeadilan’ di AAC Dayan Dawood, Selasa (2/4).

Memasuki masa tenang jelang pemilihan umum 17 April mendatang, Rudiantara mengajak semua pihak untuk aktif memerangi hoaks. Cara yang paling sederhana yakni dengan tidak ikut menyebarkannya jika menerima dari orang lain.

Selain itu ia menambahkan, setiap harinya Kemenkominfo melakukan verifikasi terhadap berbagai informasi yang tersebar di internet. Masyarakat dapat melihatnya di laman www.stophoax.id.  Di website tersebut, pihaknya memberitahu masyarakat jika suatu kabar yang beredar merupakan berita bohong.

“Hampir setiap harinya kita harus memantau apa saja info yang beredar di tengah masyarakat. Semua coba kita luruskan, itu saja yang bisa kita lakukan. Jadi setiap hari Kemenkominfo menginfokan ke masyarakat apa yang jadi hoaks hari ini,” kata dia lagi.

Ia mengatakan, hoaks sangat gencar jelang Pemilu. Menurutnya, perbedaan pilihan politik adalah hak masing-masing orang. Asalkan, tidak sampai menjerumuskan masyarakat dalam perpecahan.

“Yang kita khawatirkan itu kalau hoaks terus dibawa-bawa hingga setelah Pemilu. Padahal kehidupan setelah Pemilu itu lah yang kita jalani sebenarnya,” ujar dia.

Meningkat Tajam

Jumlah informasi bohong yang beredar di masyarakat terbilang meningkat setiap bulannya. Rudiantara membandingkan, pada bulan Agustus tahun 2018 ada 25 kabar bohong yang disebarkan pihak-pihak yang tak bertanggungjawab. Sementara, di bulan Desember meningkat tiga kali lipat, menjadi jadi 75. Di bulan Januari 2019, informasi hoaks melonjak jadi 175, dan terus mengalami peningkatan di bulan berikutnya, yakni Februari sebanyak 353.

“Maret, sudah ada 453 berirta hoaks yang tersebar. Jadi luar biasa. Jumlah itu tadi yang terverifikasi dan tervalidasi. Potensinya pasti lebih dari itu,” jelas Rudiantara.

Untuk menanggulanginya, tidak cukup hanya peran pemerintah saja. Namun juga perlu tindakan dari kepolisian. Namun, benteng paling ampuh ada di masyarakat sendiri. Karenanya, ia menekankan pentingnya pendidikan literasi.

“Saya berharap kepada tokoh-tokoh masyarakat, agama, pemerintahan, pendidikan, semua, dan mereka yang termasuk prominent person (tokoh berpengaruh) turut membantu memerangi hoaks,” tandasnya. []

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

KPK Tak Setuju Mobil Dinas Dipakai Mudik
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif tak setuju mobil dinas PNS dapat dipakai untuk mudik. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

KPK Tak Setuju Mobil Dinas Dipakai Mudik

e0564448 ae69 4d9c 85cb d512460045b1
Pj Gubernur Aceh Bustami msaat meresmikan Layanan CT-Scan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aceh, Kamis (4 7/2024).

RSIA Aceh Kini Miliki Layanan CT Scan