Hari Tasyrik, Nelayan Simeulue Tidak Melaut

Hari Tasyrik, Nelayan Simeulue Tidak Melaut
Panglima laot Kabupaten Simeulue, Riswan

PM, SINABANG – Nelayan di Kabupaten Simeulue, tidak melaut selama tiga hari pada Hari Raya Idul Adha sampai berakhirnya Hari Tasyrik. Demikian disampaikan Panglima laot Kabupaten Simeulue, Riswan kepada pikiranmedeka.co, Senin (28/8).

“Semua yang punya bagan apung akan menarik bagannya ke tepi, semua kapal nelayan akan menepi dan semua nelayan tidak melaut sehari sebelum meugang Idul Adha,” ujar Riswan.

Riswan mengatakan, tidak melautnya para nelayan pada hari tasrik sudah menjadi tradisi secara turun temurunn di seluruh wilayah di Aceh. “Larangan melaut pada hari tasyrik juga telah diatur di dalam aturan hukum adat laut,” tambahnya.

Tidak adanya aktivitas nelayan saat hari tasrik, sambung dia, dipastikan akan berpengaruh pada ketersediaan stok ikan di pasaran.

“Jika nelayan tidak melaut, maka stok ikan di pasar akan berkurang, sehingga akan mengakibatkan harga ikan akan naik,” bebernya.

Andi, seorang pedangang ikan di Pasar Inpres Suka Karya, Kecamatan Simeulue Timur, mengatakan, sudah kebiasaan setiap hari mugang sampai perayaan hari besar Islam, selalu kekurangan stok ikan karena nelayan tidak melaut.

“Jumlah ikan pasti akan berkurang bahkan hampir tidak ada setiap perayaan hari besar islam, karena tidak ada nelayan yang pergi melaut”, ketus Andi.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait