PM, Aceh Jaya – Pompanisasi di gampong Paya Seumantok, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya, yang dibangun beberapa tahun lalu dengan biaya miliaran rupiah kini tak berfungsi.
Akibat tidak berfunsinya pompanisasi tersebut, masyarakat di beberapa gampong dalam kecamatan itu kesulitan air saat musim tanam dan terpaksa menunggu hujan.
“Sebaiknya pemerintah meninjau kembali pompanisasi yang ada di beberapa titik di Aceh Jaya seperti halnya di gampong Paya Seumantok yang sampai saat ini masyarakat belum menerima manfaat dengan sempurna” ujar Anggota DPRK Aceh Jaya Suhelmi kepada Pikiran Merdeka, Selasa (19/12), saat meninjau lokasi pompanisasi.
Suhelmi meminta pemerintah daerah untuk dapat meninjau kembali pompanisasi yang menghabiskan dana hingga Rp 7 miliar itu. “Anggaran yang dikeluarkan dalam pembangunan pompanisasi tersebut sangat besar hingga milyaran rupiah. Kita berharap pihak pemerintah daerah dapat meninjau kembali,” kata Suhelmi.
Disebutkan, ada tiga desa yang seharusnya menerima manfaat air dari pompanisasi tersebut, yaitu desa Paya Seumantok, desa, Datar Luas dan Desa Kabong. Karena tidak berfungsi alat tersebut, masyarakat saat ini hanya menunggu curah hujan saja untuk pengairan.
“Kami dari pihak DPRK Aceh Jaya akan meninjau kembali siapa yang melaksanakannya dan bila perlu kita akan panggil Dinas terkait,” tegasnya.
Terpisah, Kabid SDA Dinas PU Aceh Jaya Azhari membenarkan bahwa pompanisasi tersebu tidak berfungsi lagi.Kata dia, tidak berfungsinya pompanisasi tersebut dikarenakan dana operasional listrik yang sangat besar. “Itu terkendala pada listrik, untuk listrik perbulan tagihannya sampai dengan 30 juta untuk bebannya,” sebutnya.
Proyek pompanisasi tersebut, sambungnya, dibuat pada tahun 2014 dengan anggaran 7 milyar per unitnya. Anggaran itu, sudah termasuk dengan jaringan ke dalam persawahan.
“Di Aceh Jaya ada 4 titik pompanisasi tersebut yang tersebar di beberapa kecamatan. Pembangunan tersebut dilakukan pertahap, yaitu 2014, 2015 dan 2016 yang bersumber dari dana Otsus dan DAK,” terangnya.
Lebih lanjut dikataka, pompa tersebut akan berfungsi pada tahun 2018. “Kita telah ada mesin listrik baru pengadaan 2017. Tahun 2018 mendatang sudah bisa digunakan. Dana yang dikucurkan untuk pembelian mesin tersebut sebesar Ro 250 juta dari dana DAK,” pungkasnya.()
Belum ada komentar