Gunung Alur Naga Tapaktuan Longsor, Lalulintas Lumpuh Total Selama 7 Jam

Gunung Alur Naga Tapaktuan Longsor, Lalulintas Lumpuh Total Selama 7 Jam
KENDARAAN roda dua dan empat sedang melintasi ruas jalan yang tertimbun longsor di Gunung Alur Naga, Desa Batu Itam, Kecamatan Tapaktuan. Kejadian tanah longsor di lokasi pembangunan proyek Jembatan Layang tersebut, Minggu (13/9) malam, mengakibatkan lalulintas lumpuh total selama 7 jam. Foto: Hendrik Meukek.

PM, TAPAKTUAN – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Aceh Selatan sejak Minggu (13/9) sore hingga malam, mengakibatkan ratusan rumah Penduduk di beberapa Kecamatan terendam banjir. Tidak hanya itu, hujan deras juga mengakibatkan badan jalan negara lintasan Tapaktuan-Subulussalam tepatnya di lokasi pembangunan Jembatan Layang Gunung Alur Naga, Desa Batu Itam, Kecamatan Tapaktuan tertimbun tanah longsor, akibatnya lalulintas lumpuh total selama 7 jam.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan, Erwiandi SSos MSi di Tapaktuan, Senin (14/9) mengatakan, kejadian banjir akibat luapan Sungai dengan ketinggian mulai 50 sampai 100 cm (setinggi penggang orang dewasa) itu terjadi hampir merata di seluruh Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Selatan yakni mulai dari Kecamatan Labuhanhaji Barat sampai Trumon Timur.

“Banjir terjadi hampir merata di seluruh Kecamatan, namun yang agak parah terjadi di Kecamatan Labuhanhaji Barat, Meukek, Samadua, Tapaktuan, Kluet Utara dan Kluet Timur. Di Kecamatan Meukek selain merendam ratusan rumah Penduduk juga merobohkan satu unit Jembatan di Desa Jambo Papeun. Sedangkan di Kecamatan Tapaktuan, hujan deras mengakibatkan badan jalan Negara tertimbun longsor,” sebut Erwiandi.

Menurut Erwiandi, selain peristiwa longsor di lokasi proyek peningkatan jalan Tapaktuan-Bakongan, jembatan belly Desa Jambo Papeun Kecamatan Meukek juga ambruk. Selanjutnya, ruas jalan kabupaten di Desa Koto Indarung menuju pusat Kota Kluet Tengah juga amblas sepanjang lebih kurang 200 meter akibat diterjang banjir. Tanah longsor juga menimpa Desa Trieng Meuduro Tutong Kecamatan Sawang.

“Hujan lebat semalaman, kabupaten Aceh Selatan dilanda berbagai peristiwa. Sejumlah perkampungan dan rumah warga di beberapa kecamatan tergenang air akibat luapan sungai dan terjangan hujan. Anggota BPBD sedang turun ke lapangan untuk peninjau keadaan penduduk dan memantau kerugian yang dialami akibat peristiwa itu,” ungkap dia.

Menurutnya, penanganan tanah longsor yang menimbun badan jalan Negara di Gunung Alur Naga Desa Batu Itam, Kecamatan Tapaktuan langsung ditangani oleh pihak Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional satuan kerja pelaksana jalan Nasional wilayah II Provinsi Aceh melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 12 batas Kota Tapaktuan – Bakongan – Kruang Luas Kecamatan Trumon Timur.

“Tanah longsor di Gunung Alur Naga langsung ditangani oleh PPK 12, sebab khusus jalan Negara penanganannya dibawah tanggungjawab Kementerian PU. Karena titik lokasi terjadi longsor itu berada di sekitar lokasi pekerjaan proyek pembangunan Jembatan Layang, maka kami berkoordinasi dengan pihak kontraktor dan tanah longsor itu langsung dipindahkan oleh pihak kontraktor karena dilokasi memang di stanbykan alat berat (beco),” ujar Erwiandi.

Sedangkan Jembatan ambruk di Desa Jambo Papeun, Kecamatan Meukek, kata Erwiandi, akan di upayakan penanganan secara tanggap darurat oleh BPBD Aceh Selatan sambil menunggu direalisasikannya penanganan secara permanen oleh Dinas terkait.

Salah seorang pekerja dilokasi pembangunan jembatan layang Gunung Alur Naga Desa Batu Itam dari PT Rekayasa, Andi menuturkan, pasca turun hujan lebat, langsung mengakibat terjadi tanah longsor pada Minggu (13/9) sekira pukul 20.00 WIB, namun tanah longsor itu cepat dipindahkan oleh pihak Kontraktor sehingga tidak sempat mengganggu lalulintas.

Dia mengatakan, lalulintas jalur Tapaktuan-Subulussalam baru lumpuh total selama 7 jam setelah tanah longsor setinggi 2 meter kembali menimbun badan jalan sekira pukul 24.00 WIB. Tumpukan tanah diatas badan jalan, ujarnya, baru berhasil dibersihkan Senin (14/9) sekira pukul 07.00 WIB.

“Pertama kali terjadi longsor pada pukul 20.00 Wib, kondisinya tidak terlalu parah dan telah berhasil dibersihkan dengan menggunakan beco proyek. Sesaat kemudian, longsor susulan kembali terjadi pada pukul 24.00 tengah malam. Akibatnya, transportasi jalur Tapaktuan-Subulussalam lumpuh total hingga pagi. Sekira pukul 07.00 wib baru bisa dilalui kenderaan roda dua dan empat setelah dibersihkan oleh dua unit alat berat milik kontraktor, kecuali dump truck belum bisa lewat karena masih menunggu proses pembersihan,” ucap Andi.

Pantauan dilokasi, meskipun tanah longsor telah berhasil di bersihkan dan lalulintas sudah normal, namun jalur lalulintas itu masih diberlakukan buka tutup karena tumpukan tanah yang telah berhasil dipindahkan hanya memuat satu mobil tidak bisa berpas-pasan mobil dari kedua arah. Akibatnya, antrean kendaraan roda dua dan roda empat dilokasi tanah longsor tersebut dari kedua arah mencapai 1 Km.

Ratusan kenderaan roda empat dan dua dari dua arah antri menunggu proses pembersihan dan pembuangan tanah longsor. Kondisi ruas jalan terlihat becek dan licin. Pihak Kepolisian Polres Aceh Selatan dibantu jajaran TNI Kodim 0107/Aceh Selatan bekerja ekstra melakukan pengamanan dan mengatur arus lalulintas. Diantara antrian panjang, sejumlah truck angkutan barang mengaku sudah sejak tadi malam parkir di Gunung Alur Naga Desa Batu Itam kecamatan Tapaktuan.

“Kami sudah sejak dari tadi malam disini bang. Diduga longsor terjadi dampak dari pengerukan gunung yang berhubungan dengan pekerjaan proyek. Jika pekerjaan proyek belum selesai dikhawatirkan longsor seperti ini akan berulang,” ucap Zakaria, salah seorang awak angkutan umum seraya mengaku dirinya mau berangkat ke Medan, Sumatera Utara.

Koordinator Swakelola Rutin PU Wilayah 12, Rinaldi yang dihubungi menyebutkan, pengerukan gunung tersebut bertujuan untuk membuat ruas jalan alternatif dalam rangka pelaksanaan pekerjaan proyek peningkatan jalan bersumber dana dari APBN Tahun 2015 bisa lancar dan cepat.

“Tidak ada jalur lain, kecuali membuat jalan alternatif di pinggir gunung. Jika proyek itu sudah selesai, jalan alternatif tidak dimanfaatkan lagi. Masyarakat dimohon sabar demi kelancaran dan kesuksesan pembangunan,” tukasnya yang akrab disapa Pak Boy.

[PM005]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

KPK Periksa Mertua Anas Urbaningrum
Tersangka kasus suap proyek Hambalang Anas Urbaningrum dikawal petugas usai menjalani pemeriksaan, di Gedung KPK, Jakarta. [ANTARA FOTO/YUDHI MAHATMA]

KPK Periksa Mertua Anas Urbaningrum