PM, TAPAKTUAN—Longsor kembali terjadi digunung Alur Naga, Desa Batu Itam, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Kamis (17/9) sekira pukul 04.00 WIB, yang mengakibatkan terganggunya hubungan darat dari dan ke Tapaktuan. Padahal pada Minggu (13/9) lalu kejadian serupa telah terjadi.
Kejadian tanah longsor yang selalu menimbun badan jalan elak itu, terjadi berulang kali, meskipun belum memakan korban jiwa, tapi sejauh ini belum ada upaya dari pihak PT Rekayasa, selaku pelaksana pekerjaan proyek untuk mengantisipasinya. Padahal penyebab longsor akibat tebing yang dikeruk untuk jalan elak terlalu curam sehingga rawan longsor, apalagi stuktur tanahnya labil dan tidak ada batu serta pohon.
Tanah longsor yang kembali terjadi Kamis (17/9), mengakibatkan antrian kenderaan cukup panjang yakni mencapai 1 Km dari kedua arah, karena proses pembersihan tanah yang menimbun badan jalan membutuhkan waktu lima sampai enam jam baru dapat dilalui kendaraan. Arus lalu lintas dengan sistem buka tutup itu kembali normal sekira pukul 11.00 WIB.
Tertahannya lalulintas kenderaan dari arah Tapaktuan menuju Subulussalam maupun sebaliknya, telah berdampak pada para penjual sayur mayur dari Kecamatan Pasie Raja, Kota Fajar dan Kluet Timur yang akan berjualan di pasar Inpres Tapaktuan. Mereka menjadi terlambat dan kehilangan moment berjualan pada waktu pagi. Tidak hanya itu, sayur pun menjadi layu dan terbuang.
Belum lagi dengan para pegawai PNS yang harus terlambat sampai ketempat tugas kemudian para murid sekolah yang kehilangan jam pelajaran, itu baru sebagian contoh masih banyak permasalahan yang ditimbulkan akibat kejadian ini seperti orang sakit yang perlu dirujuk ke rumah sakit dan lain lain.
“Seharusnya kondisi ini menjadi perhatian para pengambil kebijakan,” kata Wahid (46) warga Desa Pasie raja yang terjebak dilokasi macet.
Menurutnya, Pemerintah melalui dinas terkait segera harus mendesak pelaksana proyek untuk mengeruk lagi tebing gunung yang curam untuk dibuat teras dinding Gunung sehingga dinding itu menjadi bertingkat-tingkat, sehingga tidak mudah longsor.
Kadishub Aceh Selatan Hamzah yang ditemui dilokasi longsor menyesalkan langkah pelaksana proyek yang terkesan lamban dalam melakukan penanganan mengatasi tanah longsor.
“Longsor terjadi jam empat, tapi operator beko tidak ada ditempat begitu juga dengan alat berat Scupel sekitar jam sembilan pagi baru sampai di lokasi. Inilah yang membuat terjadinya antrian kenderaan cukup panjang selama berjam-jam,” sesalnya.
Pihaknya berjanji akan berkordinasi dengan pihak terkait soal ini, agar kedepan jika terjadi kasus serupa cepat penaganannya.
Belum ada komentar