PM, Banda Aceh – Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan masyarakat Aceh sempat pesimis dengan perundingan damai Pemerintah RI dan GAM di Helsinki sehingga berkeyakinan konflik akan terulang lagi.
“Awalnya rakyat Aceh pesimis dengan perundingan, namun dalam masa enam bulan sudah melahirkan kesepakatan damai,” kata Gubernur Aceh dalam sambutan puncak peringan 10 tahun MoU Helsinki di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh, Minggu (15/11).
Gubernur menambahkan lamanya konflik di Aceh yang mengakibatkan masyarakat pesimis terhadap perdamaian. Apalagi sebelumnya upaya damai pernah diupayakan Pemerintah RI dan GAM namun tidak berhasil.
“Konflik di Aceh telah terjadi sejak tahun 50an saat perjuangan tahun 1976. Saya sendiri meninggalkan istri dan anak-anak untuk berangkat berjuang,” kisah pria yang akrap disapa Abu Doto ini.
Menurutnya imbas konflik di Aceh bukan hanya dirasakan pejuang, melainkan penderitaannya dialami masyarakat di desa-desa. Karena itu, dia berharap perdamaian ini akan mengurangi angka kemiskinan, angka pengangguran, masyarakat dan eks kombatan.
“Merawat perdamaian jauh lebih mahal dari pada proses perundingan. Ibarat bunga apabila tidak disiram maka akan layu. Mudah-mudahan ke depan ada solusi lebih baik untuk regulasi Aceh,” harap gubernur. [PM003]
Belum ada komentar