Gubernur Aceh Dihadiahi Obat Kuat

Zaini Abdullah (Foto PM/Topan)
Zaini Abdullah (Foto PM/Topan)

Banda Aceh – Puluhan mahasiswa Aceh yang tergabung dalam Gerakan Aktivis Mahasiswa Aceh menggelar demonstrasi di depan Mapolda Aceh, kantor Gubernur Aceh dan terakhir di Simpang Lima Banda Aceh. Mereka menuding Gubernur Aceh, Zaini Abdullah lemah dalam menangani setiap rangkaian kekerasan yang terjadi di Aceh.

Sebagai simbul protes lemahnya penanganan setiap rangkaian kekerasan di Aceh, mereka menghadiahi obat kuat kepada Zaini Abdullah agar memiliki tenaga menuntaskan kekerasan yang terjadi di Aceh. Karena Zaini Abdullah tak ada di kantor, obat kuat itu dititipkan pada staf kantor Gubernur untuk diserahkan kepada sang gubernur.

Indah Pinta Sari, koordinator aksi, menilai Polda dan gubernur Aceh lamban dalam menangani kekerasan yang terjadi di Aceh. Bahkan ia menilai, Zaini Abdullah terkesan tidak berbuat apapun untuk melakukan pencegahan.

“Kami mendesak Pemerintah Aceh untuk serius menjaga perdamaian di Aceh dan meminta Polda untuk mengungkapkan dan menangkap bandit-bandit pemilu,” kata Indah Pinta Sari, Rabu (19/3).

Selain berorasi, demonstran juga membawakan sejumlah poster dan spanduk. Poster dan spanduk itu meminta kepada semua pihak, terutama pemerintah untuk menjaga perdamaian dan menciptakan iklim pemilu yang kondusif.

“Kami minta peserta pemilu agar berkompetisi secara sehat,” tukasnya. [merdeka.com]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

WhatsApp Image 2024 08 20 at 22.03.15 (1)
Pj. Gubernur Aceh, Bustami, SE M. Si didampingi Kapolda Aceh, Pangdam Iskandar Muda mendampingi Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono meninjau Venue Atlit Anggar di Komplek Stadion Harapan Bangsa pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumut Wilayah Aceh, Selasa, 20/8/2024.

Pj Gubernur Bustami dan Menteri PUPR Tinjau Persiapan PON XXI di Banda Aceh

Pekerjaan Docking Kapal Mengecewakan Nelayan Pasie Meukek
SALAH seorang nelayan di gampong Pasie Meukek menunjukkan item pekerjaan proyek docking kapal yang masih ada kekurangan. Pekerjaan proyek docking kapal sumber dana Otsus tahun 2014 sebesar Rp 1,7 miliar lebih ini, diprotes oleh nelayan Pasie Meukek karena tidak sesuai harapan masyarakat sehingga telantar tidak bisa digunakan selama hampir satu tahun. Hendrik Meukek.

Pekerjaan Docking Kapal Mengecewakan Nelayan Pasie Meukek