PM, Singkil – Di tengah kesibukan manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Singkil mempersiapkan akreditasinya di bulan September mendatang, pihaknya kini diterpa isu pergantian direktur rumah sakit tersebut yang yang saat ini dijabat oleh dr Evi Inayah.
Padahal, belum genap satu tahun setidaknya sudah tiga kali terjadi pergantian direktur di RSUD Aceh Singkil. Sebelumnya, posisi tersebut dijabat oleh dr Darul Amany, yang belakangan mengundurkan diri dengan alasan ingin fokus mengurus keluarganya. Posisi direktur kemudian digantikan dr Elvi Inayah. Saat ini, jabatan itu kabarnya akan digantikan lagi oleh dr Hendrika yang pernah menjabat kepala Puskesmas Danau Paris.
Sebagian masyarakat menyayangkan adanya gonta-ganti direktur di RSUD Aceh Singkil. Kepercayaan masyarakat mulai berkurang, terlebih saat mengetahui rekam jejak dari pengganti direktur selama ini yang dianggap kurang memuaskan.
Dr Hendrika misalnya, ia diketahui sempat menjadi direktur RSUD, lalu dimutasi menjadi Kepala Puskesmas Danau Paris. Namun, sekarang rencananya ia malah ditarik kembali menjadi direktur. Beberapa pihak menilai pergantian ini terlalu dipaksakan.
Pegiat LSM, Rijal Manik kepada pikiranmerdeka.co, Selasa (17/7) mengatakan isu tentang gonta-ganti direktur bisa mengancam akreditasi RSUD Aceh Singkil.
“Menurut saya, dr Hendrika belum terlalu paham manajemen rumah sakit, apalagi saat ini RSUD sedang mengurus akreditasi menjadi B, jika tetap dipaksakan saya khawatir upaya manajemen RSUD akan terkendala, bahkan bisa saja gagal, malah menjadi Puskesmas terbesar di Indonesia,” kata dia.
Rijal juga mengatakan, RSUD Aceh Singkil membutuhkan orang yang memang benar-benar memahami manajemen sehingga pelayanannya mampu bersaing dengan RSUD daerah lain.
Menurutnya, selama ini banyak permasalahan yang dihadapi RSUD Aceh Singkil, mulai dari tidak terbayarnya hutang obat-obatan kepada pihak ketiga, sampai adanya temuan Pansus DPRK terkait obat-obatan yang kadaluwarsa mencapai Rp 1 milyar, serta masalah lainnya.
“Kepala daerah harus bisa memilih dan memilah seorang kepala dinas maupun kepala lembaga yang memang benar-benar mampu melaksanakan tugas, apalagi masalah manajemen RSUD harus benar-benar orang yang paham tentang manajemen,” kata Rijal lagi.
Ia juga menambahkan masih banyak putra daerah yang berkompeten. “Kalau tetap yang bersangkutan terpilih, ini terkesan dipaksakan,” ujarnya.
Hingga berita ini ditayangkan, Bupati Aceh Singkil belum terhubung untuk dikonfirmasi soal upaya pergantian direktur rumah sakit itu. (*)
Reporter: Putra
Belum ada komentar