PM, TAPAKTUAN – Sehubungan akan terjadi gerhana bulan pada Rabu (31/1) malam, Panglima Laot (lembaga adat laut) Lhok Tapaktuan mengimbau para nelayan di daerah itu agar tidak pergi melaut pada malam hari.
“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat berada ditengah laut maka kami telah mengeluarkan himbauan kepada para nelayan agar mengurungkan niatnya melaut pada Rabu malam,” kata Panglima Laot Lhok Tapaktuan, Syafi’i Jamal kepada wartawan di PPI Lhok Bengkuang, Tapaktuan, Rabu (31/1).
Baca: Ini Lokasi Pengamatan Gerhana Bulan Total di Banda Aceh
Langkah itu dilakukan pihaknya karena berdasarkan informasi yang dilansir pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kejadian gerhana bulan yang diprediksi akan berlangsung dari pukul 19.15 WIB sampai 21.00 WIB akan berdampak tingginya golambang disertai angin kencang.
“Terlebih lagi akibat gerhana bulan tersebut juga mengakibatkan gelap gulita sehingga mengganggu jarak pandang para nelayan saat berada ditengah laut,” ujarnya.
Syafi’i mengaku himbauan tersebut merupakan kebijakan khusus yang diterapkan pihaknya setiap ada informasi akan terjadi gerhana bulan.
“Kalau pelarangan khusus dari pihak Pemkab Aceh Selatan melalui dinas terkait memang tidak ada. Tapi ini memang kebijakan Panglima Laot saja yang menghimbau para nelayan,” sebutnya.
Meskipun demikian, lanjut dia, biasanya sesuai hukum adat yang berlaku setiap himbauan yang disampaikan pihak panglima Laot mendapat perhatian serius dari para nelayan.
“Di lembaga panglima Laot ada namanya hukum adat. Setiap nelayan wajib mematuhinya. Karena hal ini untuk kepentingan bersama. Jika ada diantara para nelayan yang mengalami kecelakaan dilaut menjadi tugas dan tanggungjawab panglima Laot untuk mengkoordinasikan proses penyelamatan terhadap nelayan tersebut,” tegasnya.
Salah seorang nelayan yang dijumpai di PPI Lhok Bengkuang, Uteh mengaku telah menerima himbauan dari panglima Laot Lhok Tapaktuan agar tidak melaut saat terjadi gerhana bulang.
“Kami tetap mematuhi himbauan yang telah disampaikan tersebut. Sebab gerhana bulan tersebut merupakan bagian dari tanda-tanda atau kode alam yang terjadi. Jikapun para nelayan sedang berada ditengah laut, segera akan kembali ke darat jika muncul tanda-tanda alam tertentu,” ungkapnya.
Menurut dia, kebiasaan selama ini pihaknya yang menggunakan boat ukuran 30 GT ke atas pergi melaut sekitar pukul 21.00 WIB atau menjelang tengah malam. Mereka baru kembali lagi ke darat setelah satu atau dua minggu mencari ikan dilaut lepas. Namun karena terjadi gerhana bulan, maka kegiatan melaut rencananya baru akan dilakukan seusai gerhana bulan.
“Sebenarnya barang-barang kebutuhan melaut selama beberapa minggu telah stanby dan telah dimuat ke dalam boat. Namun karena telah ada himbauan dari panglima Laot terpaksa kami tunda dulu berangkat. Kemungkinan akan berangkat setelah selesai menunaikan shalat gerhana bulan,” paparnya.
Pantauan wartawan di PPI Lhok Bengkuang, Kecamatan Tapaktuan akibat adanya himbauan agar tidak melaut sehubungan gerhana bulan, puluhan boat nelayan baik ukuran kecil hingga besar tampak ditambatkan di dermaga pelabuhan dimaksud.
Untuk mengisi kekosongan waktu, sebagian nelayan tampak ada yang menyempatkan diri membersihkan boat miliknya masing-masing. Serta sebagian lagi ada yang memperbaiki peralatan mencari ikan seperti jaring, kail serta alat tangkap lainnya.()
Belum ada komentar