Gempa dan Kepergian Bang Is

Gempa dan Kepergian Bang Is
Gempa dan Kepergian Bang Is

[dropcap]I[/dropcap]swandi 35 tahun, warga Gampung Jawa Lama, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe sehari-hari menghidupi keluarganya dengan berjulan balon keliling di kampunya. Namun, Iswandi yang kerap dipanggil Is telah dipanggil yang kuasa.

Is meninggal karena mengalami syok saat gempa bumi berkekuatan 8,5 skala rikter mengguncang wilayah Aceh sore Rabu, 11 April 2012. Kepergian Iswandi hari itu membuat duka mendalam bagi keluarganya. Istri almarhum, Cut Agusnaini Umar, 40, Sabtu (14/4) menceritakan kisah yang membuat ia kini menjanda dan menjadi satu-satunya tumpuan masa depan anak semata wayangnya Nabil Aska yang baru berusia 6, 5 tahun.

Menurut Cut Agustiani, bang Is panggilan tersayang Iswandi dari istrinya, saat gempa pertama Iswandi sedang tidur dirumahnya. Kala bumi bergoyang itu, sang istri membangunkannya karena khawatir terjadi apa-apa di dalam rumah, semisal dinding jebol atau rumah roboh.

Dibangunkan sang istri, Iswandi dan bersama istri dan anak lari ke rumah adik istrinya di Pajak Pasar Inpres. Setiba di sana Iswandi tiba-tiba pening dan meminta diberikan air putih untuk minum. Namun, sebelum sempat meminum air yang diambilkan istrinya, Iswandi terjatuh, dari mulutnya ke luar buih bak busa berwarna putih.

Melihat suaminya sudah tidak berdaya, Cut Agustiani dan adiknya Said Abubakar, 38 tahun membawa Iswandi ke Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe. Namun apalah daya, Allah SWT berkehendak lain, nyawa ayah Nabil Aska ini tidak tertolong lagi.

Dokter mengatakan, Iswandi sudah meninggal dunia saat dalam perjalanan ke rumah sakit,” Nyan sebab mantong karena gempa, namun long ka iklas bang is geucok lee Po. (Itu saja sebabnya, karena gempa. Tapi saya sudah ikhlas bang Is atas kuasa Allah),” tutur Cut Agustiani, kepada Pikiran Merdeka sembari mengusap air matanya yang menetes di pipinya.

Cut Agustiani menambahkan, jasad almarhum suaminya sudah dikebumikan di Pemakaman Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti, sehari setelah gempa. Pihak Rumah Sakit Kesrem pun menyatakan Iswandi  meninggal murni karena shock menjalar ke jantung.

Camat Banda Sakti, Tarmizi mengatakan turut berduka atas meninggalnya Iswandi yang tak lain adalah warga yang dipimpinnya. Dia mengatakan, dalam waktu dekat pihak muspika setempat akan berkunjung kerumah duka. “Kepada keluarga yang di tinggalkan semoga tabah atas musibah ini. Itu semua telah diatur oleh sang pencipta kita, Allah SWT,” kata Tarmizi.[Waldi

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Bara di Lahan Pabrik
Ratusan massa melakukan aksi penolakan proyek pabrik semen di Laweung, Pidie pada Sabtu, (16/04/2016). Foto: Istimewa

Bara di Lahan Pabrik