Gayo Lues Cetak 300 Hektare Sawah Baru

Gayo Lues Cetak 300 Hektare Sawah Baru
Launching pendetakan 300 hektare sawah baru di Gayo Lues. |Pikiranmerdeka.co / Anuar Syahadat

PM, BLANGKEJEREN – Pemerintah Kabupaten Gayo Lues pada tahun 2016 akan mencetak 300 hektare sawah baru di beberapa kecamatan di negeri seribu bukit tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Noval SP saat memberi sambutan pada launching program tersebut, Sabtu (5/3/2016) mengatakan, dasar pencetakan sawah baru berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementrian Pertanian tahun 2015, dan kontrak kerjasama antara PPK program perluasan sawah Kementrian Pertanian dengan Kazidam Kodam Iskandar Muda.

“Kegiatan ini bertujuan sesuai dengan program pemerintah dalam rangka mencapai kedaulatan pangan khususnya beras salah satu upaya yang harus dipenuhi, dengan cara menambah luasan baku sawah, karena sawah yang ada saat ini produksinya sudah berada pada titik jenuh,” katanya.

Berdasarkan pantauan Pikiran Merdeka, peresmian pembukaan sawah baru tersebut juga dihadiri anggota DPRK, Kepala Dinas, Camat dan seratusan masyarakat.

Setelah peresmian tersebut, Dinas Pertanian  dan Tanaman Pangan yang bekerja sama dengan pihak  TNI Kodim 0113/Gayo Lues, mulai mengerjakan pencetakan sawah baru di kawasan Kukuyang Desa Rerebe, Kecamatan Tripe Jaya.

Rencananya, luas sawah baru yang akan dibuka di daerah pegunungan kolam biru tersebut mencapai 36 hektar.

Sebelumnya, Pemerintah Pusat meminta Kabupaten Gayo Lues mencetak 875 hektar sawah baru untuk ditanami padi, namun Dinas Pertanian dan TNI Kodim menyanggupi pencetakan sawah baru 300 hektar dengan bermacam pertimbangan.

“300 Hektar cetak sawah baru ini akan kita selesaikan pada tahun 2016 ini. D, dimana lokasinya berada di Kecamatan Tripe Jaya desa Perlak 107 Hektar, desa  rerebe 36 hektar, dan didesa pasir 50 hektar, sedangkan untuk Kecamatan Pining yang lokasinya di Pasir Putih 82 hektar, dan di Kecamatan Dabun Gelang desa Pangur 25 hektar,” terang Noval.

Sementara Dandim 0113/GL Letkol Inf Richard Harison yang menyampaikan amanat bupati mengatakan, pengolahan lahan hingga selesai menanam akan dilakukan pihak TNI Kodim selama tiga tahun, sementara setelah selesai menanam padi akan diurus oleh masyarakat hingga panen.

“Selama ini kita hanya berpikir bahwa menanam padi cukup untuk kepentingan diri sendiri saja, tetapi kedepan masyarakat harus berpikir bagaimana caranya agar padi yang dihasilkan cukup untuk keluarga dan bisa dijual ke luar Negri hasilnya,” jelas Dandim [PM004]

 

 

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Walhi: Pembangunan PLTU Nagan Raya di Zona Konflik
ilustrasi: Sejumlah wartawan saat berada di terowongan lokasi pembangunan Pembangkit I PLTA Peusangan, Aceh Tengah, Jumat (7/9). (Antara Aceh/M Haris SA)

Walhi: Pembangunan PLTU Nagan Raya di Zona Konflik