PM, Sigli – Kawanan gajah liar yang kembali mengamuk di Ginie, Lhok Keutapang, Kabupaten Pidie, Senin, (7/1) dan melukai Thamren (50) menambah daftar panjang konflik gajah dan manusia di Kabupaten Pidie.
Masyarakat kini takut pergi ke kebun karena gajah tersebut semakin beringas. Sebagian tanaman warga di ladang telah dirusak gajah sejak beberapa bulan terakhir ini.
Baca juga: Diserang Gajah, Warga Ginie Pidie Terluka Parah dan Dilarikan ke Rumah Sakit
Melihat kondisi ini, Juru Bicara Jaringan Aspirasi Rakyat Aceh (JARA) Muhammad Nur mendesak Pemkab Pidie untuk segera menyurati BKSDA Aceh untuk menanggani konflik gajah tersebut.
Dikatakan Muhammad Nur, selama ini pemerintah terkesan lebih penting melindungi binatang bergading tersebut ketimbang nyawa manusia.
“Kita lihat saja, di lapangan tidak ada reaksi penyelesaian terhadap konflik ini, pemerintah terkesan abai terhadap keselamatan nyawa manusia,” ujarnya.
Muhammad Nur meminta agar konflik ini bisa diselesaikan secara kearifan lokal dengan menghidupkan kembali peran panglima uteun/glee agar hutan dan satwa liar ini tidak diganggu oleh oknum oknum tertentu.
Dalam tiga bulan terakhir amukan gajah di pedalaman Pidie berulang kali terjadi.
Sebelumnya pada 3 November 2018 lalu tiga ekor gajah liar juga turun ke Desa Leupu, Kecamtan Geumpang, Kabupaten Pidie. Bahkan pada 14 November 2018, Kamaruddin (40), seorang warga Desa Pulo Ie, Kecamatan Tangse, diserang gajah liar saat pulang dari kebunnya. Dia terluka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit setempat.
Belum ada komentar