Gajah Liar Rusak Tanaman Warga di Bener Meriah

1552224520
Ilustrasi Foto/Antara

PM, Bener Meriah – Puluhan tanaman warga di Desa Alur Gading, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, dirusak sekelompok gajah liar sejak beberapa hari terakhir.

“Hampir setiap hari kami di sini masuk gajah liar, tadi malam baru masuk lagi. Yang kemarin ada 3 ekor, yang semalam masuk lagi besar-besar 4 ekor,” kata Karman, salah satu warga Desa Alur Gading saat dihubungi Pikiran Merdeka, Minggu (27/12/2020).

Ia menyebutkan, sasaran amukan gajah tersebut berupa tanaman milik warga mulai dari pinang hingga pohon pisang.

Pihaknya juga belum bisa memastikan berapa banyak kebun warga yang dirusak oleh kawanan gajah liar itu. Menurut Karman, gajah-gajah itu hampir menyerang rata-rata perkebunan di Kecamatan Pintu Rime.

“Belum lagi di daerah lain yang masuk Kecamatan Pintu Rime ini nyaris rata-rata banyak yang dirusak oleh kawanan gajah liar. Pinang-pinang habis, sawit,” katanya.

Sementara itu, pihaknya secara swadaya rutin melakukan patroli guna menghindari gajah liar yang masuk ke pemukiman.

“Semalam sampai jam 4 kami masih pantau, supaya gajah-gajah ini tidak masuk ke pemukiman. Ini kami lakukan berdasarkan inisiatif masyarakat, kami lakukan secara swadaya, tidak ada lagi koordinasi dengan pemerintah, jadi warga teruslah dengan kemampuan yang ada,” ujarnya.

Menurut Karman, pemerintah sendiri sudah berupaya untuk menangani masuknya gajah ke pemukiman warga. Karman menyebutkan, sebelumnya pemerintah juga telah membuat parit isolasi penghalau gajah. Namun parit tersebut tidak terawat, sehingga rusak saat hujan dan longsor.

“Sebenarnya upaya pemerintah juga sudah maksimal, cuma kemampuannya juga terbatas kok. Barangkali menurut saya pribadi lah, antara kabupaten-kabupaten ini kurang sinkron, jadi setelah digali, paritnya dibiarin begitu saja. Dari tahun ke tahun, dia kan terjadi sedimentasi, artinya kan bisa naik lagi,” katanya.

Namun demikian, Karman mengatakan, ia dan beberapa warga yang lain menghalau gajah tidak dengan menyakiti hewan dilindungi itu.

“Kita tidak memukul atau menyakiti gajah-gajah ini. Hanya kita nyalakan mercon untuk menakut-nakuti mereka,” ujarnya.

Karman berharap ada upaya lainnya dari pemerintah daerah maupun dari instansi terkait untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Hal ini juga untuk menghindari terjadinya konflik warga dengan satwa dan untuk menyelamatkan hasil kebun warga.

Penulis: Cut Salma

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

SAVE 20210111 165900
Sekretaris Daerah Aceh, dr. Taqwallah, M. Kes saat melakukan Pengambilan Sumpah Jabatan dan Pelantikan Pimpinan Tinggi Pratama pada Lingkungan Pemerintah Aceh, di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Senin, (11/01/2021). (Foto/Humas)

Lagi, Gubernur Rombak 16 Pejabat Eselon II