Andai saja pemuda kelahiran 1994 ini memilih kuliah ketika ditawarkan dua pilihan masa depan oleh ayahnya, ia tak mungkin ada di Surabaya United sekarang untuk menggantikan peran Evan Dimas Darmono.
Oleh Makmur Dimila
Selepas ditinggal Evan Dimas pada awal Februari lalu, Managemen Surabaya United membutuhkan pegganti eks kapten Timnas Indonesia U 19 itu. Dari beberapa nama diincar, tersebut satu nama pemain Gresik United asal Aceh, Fitra Ridwan.
“Saat bersamaan, Fitra juga mendapat tawaran dari Bali United. Tapi saya lebih tertarik dengan Surabaya United yang punya pemain-pemain bagus, apalagi ada Zulfiandi yang juga pemain asal Aceh,” tutur Fitra Ridwan kepada Pikiran Merdeka, 12 Februari 2016.
Dia mulai berlatih dengan skuad asuhan Ibnu Grahan itu pada 19 Januari lalu. Dalam beberapa kali kesempatan tampil, pemain asal Banda Aceh itu dinilai mampu menggantikan peran Evan Dimas.
Fitra sepertu dilansir bola.com, 23 Januari 2016,memiliki kemampuan di atas rata-rata. Ia punya skill dribling kuat, visi yang bagus, dan menghasilkan umpan akurat, serta sangat rajin membantu serangan. “Permainannya sangat mirip dengan Evan,” tutur Ibnu Grahan.
Kesuksesan putra sulung pasangan Ridwan Salam dan Harlida ini tak lepas dari keberaniannya memilih arah masa depan pada 2011. Saat itu, usai menamatkan SMAN 9 Tunas Bangsa Banda Aceh, ayahnya mendudukkan ia bicara soal pilihan hidup.
Hal itu dilakukan karena ia melihat putranya berbakat di lapangan hijau semenjak duduk di bangku SD. Fitra bahkan pernah memperkuat tim PSBL U-12 untuk mewakili Aceh ke Piala Danone 2005 di Jakarta.
Dari pada anaknya salah jalan, eks stopper Persiraja era 1990-an itu lantas menawarkan Fitra dua pilihan: melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah atau menjadi pebola profesional, pilih salah satu jika ingin serius.
“Waktu itu saya memilih sepakbloa, tidak memilih kuliah. Dan ayah sangat mendukung,” cerita Fitra Ridwan via sambungan telepon dari Surabaya.
Ia pun yakin pada pilihan itu. Apalagi menurutnya, sang ayah sudah melihat prestasinya sejak kecil. “Kalau saya tidak menonjol di bidang itu (sepakbola), pasti Ayah tak kasih pilihan,” tegasnya.
Fitra sewatu kecil memang sering menonton ayahnya bermain untuk Persiraja di Stadion Lampineung, Banda Aceh, yang kemudian menjadi sumber inspirasinya untuk menjadi pebola nasional.
Impiannya mulai berbuah ketika ia dipilih memperkuat tim PPLP Aceh ditarik ke Timnas Aceh mewakili Indonesia saat menjuarai Arafura Games 2011 di Darwin, Australia. Setahun kemudian memperkuat Timnas U-19 di Piala AFF, Myanmar.
“Selain untuk menambah jam terbang, saya juga mendapatkan pengalaman bermain dengan tim yang punya kualitas sepakbola lebih bagus dari kita (Indonesia),” ujar fans Neymar ini.
Selepas mengikuti dua laga internasional itu, Fitra sempat merumput di Divisi Utama 2012 bersama PSGL Gayo Lues, lalu mengikuti jejak ayahnya bersama Persiraja Banda Aceh untuk berlaga di Liga Primer Indonesia 2013, sebelum hijrah ke Gresik United.
“Saya punya cita-cita menjadi pemain Timnas Senior, tapi saya saat ini berharap permasalahan sepakbola Indonesia cepat selesai dan kembali seperti semula,” ketusnya.
Harapan Memajukan Sepakbola Aceh
Ridwan Salam tak menolak ketika putranya mendapat tawaran bergabung ke Gresik United awal 2015. Selepas PSSI dibekukan, anaknya kemudian bermain di Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman. “Alhamdulillah grafiknya meningkat,” tuturnya kepada Pikiran Merdeka, di hari yang sama.
Sewaktu menjadi pebola profesional, Ridwan memang punya rencana menghasilkan penerus. Tapi tak dipungkirinya soal bakat seorang anak. Ia pun menemukan bakat Fitra saat anak pertamanya itu duduk di bangku SD.
Ia kemudian senang mendapati Fitra meniti karier di Pulau Jawa, menyusul beberapa pemain muda Aceh lainnya, seperti Syahrizal, Syakir Sulaiman, Defri Rizki, dan Zulfiandi. Suatu saat ia berharap mereka kembali ke daerah untuk membesarkan klub bola dari Aceh, semisal Atjeh United.
Selain itu, ayah tiga anak ini mengharapkan pemerintah segera menyelesaikan konflik internal PSSI. Menurutnya, kisruh itu sedikit menghambat pemuda Indonesia yang tengah mengembangkan karier sebagai pemain sepakbola profesional.
“Kita berharap kasus itu cepat kelar, sehingga nantinya Fitra berpeluang masuk Timnas U-23 lah, karena saat ini ia sudah 22 tahun,” tandas Ridwan Salam, “saya berharap dia betul-betul menjadi pemain profesional.”[]
*Diterbitkan di Rubrik SPORT Tabloid Pikiran Merdeka edisi 111 (15-21 Februari 2016)
Belum ada komentar